Bisnis.com, SOLO - TikTok dilaporkan bisa mencuri data semua orang, sekalipun tak memasang aplikasi tersebut di gawai mereka.
Perusahaan keamanan siber Feroot menyebut bahwa TikTok mengumpulkan data semua orang melalui jaringan internet.
Tak hanya pengguna yang memasang aplikasi, TikTok juga bisa "menyusup" lewat situs website untuk mengumpulkan data pengguna.
"TikTok dapat hadir di website di hampir seluruh sektor dalam bentuk piksel atau pelacak," kata laporan Feroot, dikutip Senin (29/5/2023).
TikTok memiliki piksel yang berfungsi sebagai pelacak otomatis. Sekalipun aplikasi tersebut sudah dihapus, piksel TikTok tetap tertanam di dalam perangkat.
Piksel TikTok juga tersebar di berbagai website seperti maskapai penerbangan hingga e-commerce. Bahkan, website pemerintah juga berisiko disusupi piksel di dalam browser.
Data yang dikumpulkan oleh TikTok seperti nama pengguna, kata sandi, informasi kartu kredit dan perbankan, serta informasi kesehatan seseorang.
Website yang menerapkan sistem login dan autentikasi tak menjamin aman dari jangkauan piksel TikTok.
Feroot menambahkan, piksel TikTok itu akan mentransfer data ke seluruh negara, termasuk China dan Rusia.
TikTok bukan satu-satunya aplikasi yang menyebarkan piksel untuk mengambil data seseorang. Sebelumnya, Google, Meta, dan Microsoft juga menggunakan teknologi serupa.
Karena risiko itu beberapa negara mengambil langkah untuk memblokir penggunaan TikTok. Misalnya, Amerika Serikat dan Inggris yang melarang aplikasi TikTok dipasang di gawai pemerintah.