Kekayaan Mark Zuckerberg Nambah Rp657 Triliun Berkat Metaverse

Khadijah Shahnaz Fitra
Selasa, 23 Mei 2023 | 08:40 WIB
Mark Zuckerberg, pendiri Meta Platforms Inc./ Bloomberg
Mark Zuckerberg, pendiri Meta Platforms Inc./ Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - CEO Meta Mark Zuckerberg mencatatkan kenaikan kekayaan US$44 atau senilai Rp657,18 triliun didukung dengan teknlogi metaverse. Adapun, Meta merupakan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatApps.

Dilansir dari Bloomberg, Senin (22/5/2023), Zuckberg dari tahun lalu fokus mengembangkan proyek metaverse. Di proyek tersebut pun Meta berani menghabiskan banyak dana untuk dapat mendominasi realitas virtual tersebut.

Hal ini juga yang membuat kekayaaan Zuckerberg turun lebih dari US$100 miliar pada tahun lalu. Ini pun merupakan penurunan yang mengejutkan, terebih Zuckerberg sempat menjadi orang terkaya ketiga di dunia pada beberapa waktu lalu.

Adapun di tahun ini, Metaverse mencatatkan hasil kekayaaan Zuckerberg, yang sebagian besar terdiri dari saham Meta, telah bertambah sekitar US$44 miliar atau senilai Rp657 triliun pada tahun ini,peningkatan ini pun paling banyak dibandingkan dengan siapa pun yang dilacak oleh Bloomberg Billionaires Index.

Meskipun saham Meta pada pekan lalu ditutup dengan sedkiti penurun, metaverse dan efisiensi yang dilakukan Zuckerberg telah membuat saham tersebut menjadi saham dengan kinerja terbaik kedua tahun ini di S&P 500, melonjak lebih dari 100 persen dan mendorong kekayaan bersihnya menjadi US$89,9 miliar atau senilai Rp1.342,74 triliun.

Bloomberg juga melaporkan platform Instagram millik Meta berencana untuk meluncurkan pesaing Twitter pada awal bulan depan. Aplikasi berbasis teks ini sedang diuji coba dengan para selebriti dan influencer, kata orang-orang yang mengetahui masalah ini.

Meta memiliki peluang yang lebih baik untuk mengambil alih saham dari Twitter dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil lainnya, kata analis Bloomberg Intelligence, Mandeep Singh dan Damian Reimertz.

“Meta memiliki peluang lebih baik untuk mengambil bagian dari Twitter daripada rekan-rekan yang lebih kecil," kata analis Bloomberg Intelligence Mandeep Singh dan Damian Reimertz.

Singh dan Reimertz menilai Meta dapat ditantang untuk membawa pengguna Twitter ke platformnya. Aksi Meta mungkin menjadi ancaman bagi Twitter, yang sekarang membebankan biaya berlangganan bulanan kepada pengguna dengan centang biru

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper