Mulai Bulan Depan, Baca Berita di Twitter Bakal Ditarik Bayaran

Taufan Bara Mukti
Minggu, 30 April 2023 | 14:32 WIB
Ilustrasi logo Twitter dan foto Elon Musk./Reuters-Dado Ruvic
Ilustrasi logo Twitter dan foto Elon Musk./Reuters-Dado Ruvic
Bagikan

Bisnis.com, SOLO - Bos Twitter Elon Musk mengungkapkan bahwa mulai depan platform media sosial miliknya bakal menerapkan fitur berita berbayar.

Dalam cuitan di akun Twitter @elonmusk, Sabtu (29/4/2023), Elon Musk mengungkapkan rencana untuk menarik bayaran kepada pengguna yang membaca berita melalui Twitter.

Teknisnya, penerbit atau perusahaan media yang menerbitkan berita bisa menagih pengguna berdasarkan jumlah artikel yang diklik.

Fitur ini rencananya bakal dirilis dalam pembaruan Twitter bulan Mei mendatang.

"Diluncurkan bulan depan, platform ini [Twitter] akan memungkinkan penerbit untuk membebankan pengguna per artikel dengan satu klik. Dengan begitu memungkinkan pengguna yang tidak berlangganan bulanan bisa membayar lebih tinggi per artikelnya saat membaca apa yang diinginkan," tulis Elon Musk.

Musk merinci, Twitter akan menerapkan potongan 10 persen untuk langganan konten setelah tahun pertama.

Dengan kata lain tidak akan ada potongan alias gratis selama 12 bulan. Langganan tersebut termasuk beberapa konten seperti teks dengan format panjang maupun video berdurasi panjang.

Gebrakan baru ini menjadi langkah revolusioner yang dilakukan Musk sejak mengambil alih saham Twitter pada Oktober lalu.

Sebelum menerapkan fitur berita berbayar, Musk telah lebih dulu meluncurkan centang biru (verified) berbayar untuk para pengguna Twitter.

Di sisi lain, kebijakan berita online yang berbayar itu sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo.

Saat berpidato dalam rangka Hari Pers Nasional pada Februari lalu, Jokowi menyiapkan aturan agar platform media sosial memberikan kompensasi pada konten yang diterbitkan oleh perusahaan media.

Jokowi menjelaskan bahwa 60 persen belanja iklan diambil media atau platform asing.

Hal itu membuat keuangan media konvensional kian berkurang karena masuk ke platform asing.

Pada akhirnya hal itu membuat media dalam negeri kesulitan karena mengambil belanja iklan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper