Bisnis.com, JAKARTA - Chief Executive Officer (CEO) Tesla Elon Musk mengungkapkan kekhawatirannya terhadap cepatnya pengembangan kecerdasan buatan atau AI dan dampak buruknya terhadap masyarakat.
Kekhawatiran tersebut membuat Elon Musk dan sekelompok pakar kecerdasan buatan serta eksekutif industri menyerukan jeda pengembangan sistem yang lebih canggih dari GPT-4 yang dikembangkan OpenAI selama enam bulan ke depan.
Seperti diketahui, awal bulan ini OpenAI yang didukung oleh Microsoft meluncurkan GPT-4 atau iterasi keempat GPT (Generative Pre-trained Transformer). Program ini telah memukau para pengguna dengan melibatkan mereka dalam percakapan layaknya manusia, membuat lagu, dan meringkas dokumen yang panjang.
Future of Life Institute mengatakan sistem AI yang kuat harus dikembangkan hanya jika yakin bahwa dampaknya akan positif dan risikonya dapat dikelola.
Menurut data transparansi Uni Eropa, Future of Life Institute merupakan lembaga nirlaba yang didanai oleh Musk Foundation, serta kelompok yang berbasis di London, Founders Pledge, dan Silicon Valley Community Foundation.
"AI membuat saya merasa khawatir," kata Musk pada awal Maret sebagaimana dilansir dari Reuters, Kamis (30/3/2023).
Elon sendiri merupakan salah satu pendiri OpenAI dan mobil listrik Tesla memanfaatkan teknologi AI untuk sistem autopilotnya.
Elon Musk menyatakan kekecewaannya terhadap para regulator yang mengkritik upaya untuk mengatur sistem autopilot. Ia juga meminta otoritas untuk memastikan bahwa pengembangan AI melayani kepentingan publik.
"Sangat munafik bagi Elon Musk untuk menandatangani perjanjian ini mengingat betapa kerasnya perjuangan Tesla untuk menuntut pertanggungjawaban atas kecerdasan buatan yang cacat pada mobil swakemudinya," kritik profesor hukum digital dan informasi di Cornell University James Grimmelmann.
Menurutnya, jeda pengembangan kecerdasan buatan adalah ide yang bagus, tapi surat itu tidak jelas dan tidak menanggapi masalah regulasi dengan serius.
Tesla bulan lalu harus menarik kembali lebih dari 362.000 kendaraan di AS untuk memperbarui perangkat lunak setelah regulator mengatakan bahwa sistem bantuan pengemudi dapat menyebabkan kecelakaan.