Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berupaya menghadirkan berbagai stimulus untuk mempercepat terbentuk ekosistem 5G di Tanah Air, khususnya berkaitan dengan kebijakan spektrum frekuensi.
Spektrum frekuensi menjadi salah satu aspek terpenting dalam menggelar generasi kelima, tidak hanya di Indonesia juga di dunia.
Dirjen Sumber Daya Pos dan Perangkat Informatika Kemenkominfo Ismail mengatakan dari sisi regulasi, Kemenkominfo saat ini sudah mengupayakan implementasi 5G seperti melalui kebijakan berbagi spektrum atau spectrum sharing.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 46/2021 tentang Pos, Telekomunikasi dan Penyiaran pasal 49 disebutkan bahwa Menteri dapat menetapkan penggunaan bersama spektrum frekuensi radio. Penggunaan bersama spektrum frekuensi dilakukan dengan prinsip efisiensi spektrum dan tidak menimbulkan gangguan merugikan.
Untuk menggelar 5G, membutuhkan spektrum frekuensi yang sangat lebar hingga 100 MHz, sementara alokasi spektrum frekuensi operator seluler di pita ini maksimal masih berkisar 50 MHz di pita 2,3 GHz.
Kemenkominfo juga tengah menyiapkan sejumlah spektrum yang potensial digunakan untuk 5G, yang sesuai dengan ekosistem global seperti pita 700 MHz dan 3,5 GHz.
“Kominfo juga saat ini sedang mematangkan pita-pita frekuensi yang menjadi andalan untuk implementasi 5G,” kata Ismail kepada Bisnis, Senin (20/3/2023).
Selain itu, lanjutnya, Kemenkominfo juga mendorong percepatan implementasi 5G di Indonesia dengan menarik minat investor melalui exposure secara global.
Layanan 5G saat ini telah tersedia total di 49 kota/kabupaten baik di Pulau Jawa, Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, dan Papua.
“Persiapan penggelaran 5G dilakukan bertahap dengan mempertimbangkan aspek kecepatan, latensi dan keterjangkauan [affordability],” kata Ismail.
Operator seluler di Tanah Air juga terus mendorong implementasi 5G, tampak dari jumlah base transceiver station (BTS) 5G yang mereka gelar. Pada Desember 2022, PT Indosat Tbk. mengoperasikan 90 BTS 5G atau meningkat 157 persen secara tahunan.
Sementara itu PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) pada Desember 2021 mengoperasikan 113 BTS 5G, jumlah tersebut bertambah menjadi 263 BTS 5G pada kuartal III/2022 atau tumbuh 150 BTS dalam kurun waktu 9 bulan. PT XL Axiata Tbk. dan PT Smartfren Telecom Tbk. masih menahan diri untuk menggenjot ekspansi 5G.
Sejalan dengan pertumbuhan penggelaran jaringan 5G, penetrasi ponsel 5G di Tanah Air juga melonjak hingga 62,5 persen pada 2022 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Counterpoint, perusahaan riset global yang berfokus pada teknologi, memperkirakan pertumbuhan itu didorong oleh kesadaran masyarakat terhadap kehadiran teknologi super cepat tersebut di Tanah Air. 5G yang sesungguhnya digadang-gadang memiliki kecepatan hingga 10-20 kali lipat di atas 4G.
Senior Analyst Counterpoint Febriman Abdillah mengatakan kendati teknologi 5G berfokus pada sektor industri, konsumen melihat 5G sebagai tren teknologi yang cepat atau lambat akan menjangkau mereka.
Dorongan dari peritel dan OEM ponsel pintar juga membantu membentuk persepsi konsumen tentang kebutuhan 5G pada masa depan. Counterpoint memperkirakan ponsel 5G tumbuh lebih cepat setelah infrastruktur yang diperlukan tersedia.
“Pada 2022, pengiriman ponsel 5G Indonesia tumbuh 62,2 persen year on year/YoY. Smartphone 5G dalam rentang harga Rp3 juta - Rp6 juta tumbuh lebih tinggi daripada rentang harga lainnya sebesar 76,3% YoY,” kata Febriman dalam laporannya, dikutip Senin (20/3/2023).