Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat dan pemain besar menara telekomunikasi menilai prospek bisnis pada 2023 akan tumbuh. Hal ini dikarenakan adanya pergelaran telekomunikasi hingga kemungkinan adanya perubahan teknologi menara.
Ketua Bidang 5G dan IOT Mastel, Sigit Puspito Wigati Jarot menuturkan prospek menara ada tiga pada tahun ini. Pertama, Bisnis menara kemungkinan masih akan tumbuh, karena penggelaran infrastruktur telekomunikasi belum rampung.
“Masih banyak wilayah yang belum tergelar, berarti masih akan perlu menara lagi,” ujar Sigit kepada Bisnis.com, Jumat (17/3/2023).
Kedua, menara yg dibutuhkan mungkin akan berubah, sejalan dengan perubahan teknologi selulernya. Makin masyarakat butuh broadband, akan makin diperlukan penggelaran teknologi yg lebih baru 4G bahkan 5G.
“Menaranya mungkin lebih kecil tapi lebih rapat, sejalan dengan meningkatnya frekuensi yang digunakan,” jelasnya.
Ketiga, penggunaan infrastruktur bersama (infra-sharing) akan semakin meningkat, selain untuk penghematan sumber daya, juga pengaturan secara estetika dan tata kota, sehingga digunakan bersama oleh banyak operator.
Adapun, salah satu perusahaan dengan jumlah menara terbanyak mengakui bisnis menara masih memiliki ruang pertumbuhan yang tinggi.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan secara industri, bisnis menara di Indonesia masih memiliki ruang pertumbuhan yang tinggi.
Hal ini didasari beberapa faktor seperti rasio densitas menara terhadap penduduk yang masih sangat rendah dan penetrasi 5G yang akan mencapai 27 persen pada 2025 akan mendorong penguatan kebutuhan jaringan fiber optik.
“Kami juga melihat potensi pertumbuhan yang tinggi akan datang dari para operator selular seiring kebutuhan ekspansi mereka ke luar Pulau Jawa,” ujar Teddy.