Ini Profil GOTO, Perusahaan Teknologi yang Kembali PHK 600 Karyawan

Rahmi Yati
Jumat, 10 Maret 2023 | 20:37 WIB
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) kembali mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawanya. Kali ini, sebanyak 600 karyawan dirumahkan sebagai langkah efisiensi perseroan.

GoTo Group Corporate Secretary, Koesoemohadiani, menjelaskan alasan manajemen kembali melakukan PHK. Menurutnya, kebijakan itu merupakan pembaruan strategi untuk membangun perusahaan yang berkelanjutan, menguntungkan dan dapat terus memberikan dampak positif jangka panjang bagi jutaan orang.

“Dalam mencapai tujuan tersebut, kami melakukan kajian secara menyeluruh dan terus menerus, untuk menentukan peningkatan yang dapat dilakukan di setiap kegiatan bisnis,” kata Koesoemohadiani dalam keterangan tertulis, Jumat (10/3/2023).

Untuk diketahui, GOTO merupakan perusahaan ekosistem digital terbesar di Indonesia. GoTo merupakan hasil penggabungan antara PT Aplikasi Anak Bangsa atau Gojek dengan Tokopedia. Keduanya meleburkan diri pada Mei 2021 sebelum melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dikutip dari dataindonesia.id, Jumat (10/3/2023), misi perusahaan adalah mendorong kemajuan dengan menawarkan infrastruktur dan solusi teknologi bagi semua orang untuk mengakses dan berkembang dalam ekonomi digital.

Perusahaan memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk memberdayakan konsumen, mitra pengemudi, serta pedagang perusahaan untuk saling terhubung dan membantu dalam semangat Indonesia, yaitu gotong royong.

Secara garis besar Grup GOTO terdiri dari Tokopedia, Gojek dan GoTo Financial. Pada 2009 Tokopedia lahir sebagai platform marketplace berbasis website. Lalu, pada 2010, Gojek mulai beroperasi secara komersial.

Sementara, GoTo Financial berawal dari peluncuran GoPay pada 2016 sebagai solusi pembayaran yang dibuat agar mitra pengemudi dan penumpang Gojek dapat bertransaksi nontunai dengan mudah di pinggir jalan kota Jakarta yang ramai.

Perusahaan telah mengalami perubahan nama pada 2021 dari PT Aplikasi Karya Anak Bangsa menjadi PT GoTo Gojek Tokopedia, sejalan dengan integrasi PT Aplikasi Karya Anak Bangsa dan Tokopedia.

Nama baru ini merefleksikan bisnis Grup GoTo setelah dua entitas tersebut berintegrasi. Pada 11 April 2022, Grup GoTo resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham GOTO.

GoTo mencapai tonggak penting pada 2022 dengan pencatatan yang sukses di Bursa Efek Indonesia pada April 2022. Hal ini menandai awal perjalanan GoTo sebagai perusahaan publik dan mencerminkan kepercayaan pasar yang kuat terhadap posisi perusahaan sebagai ekosistem digital terbesar dan terlengkap di Indonesia.

Peluang Grup GoTo di Indonesia sangat besar, terutama dikarenakan populasi yang muda dan cakap teknologi yang terus meningkat dan adopsi digital yang semakin dalam, sehingga menciptakan basis konsumen yang terus bertumbuh untuk produk dan layanan Grup GoTo.

Hal ini juga ditopang oleh perkiraan pertumbuhan ekonomi internet Indonesia, yang diproyeksikan memiliki CAGR sebesar 20 persen antara 2021 dan 2025, menurut laporan 2021 dari Google, Temasek, dan Bain & Co.

Sayangnya, pada kuartal II/2022, GoTo mencatatkan kerugian hingga Rp13,65 triliun. Jumlah tersebut membengkak 117,28 persen jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang merugi Rp6,47 triliun.

Namun, dari sisi pendapatan bersih, GoTo masih mencatat kenaikan 73,32 persen menjadi Rp3,40 triliun dari sebelumnya Rp1,50 triliun.

Sementara itu, dari sisi nilai total aset, GoTo berhasil mencatatkan pertumbuhan 2,44 persen menjadi Rp158,92 triliun pada kuartal II/2022, jika dibandingkan dengan Desember akhir 2021 yang sebesar Rp155,14 triliun.

Posisi ekuitas GoTo berada dinilai Rp144,98 triliun dan tumbuh 3,32 persen (YoY) dari sebelumnya Rp135,99 triliun.

Sementara itu, pada kuartal III/2022, GoTo melaporkan rugi bersih sebesar Rp20,9 triliun akibat total beban sebesar Rp30,72 triliun. Gaji karyawan jadi salah satu komponen terbesar.

Dalam laporan keuangannya per 30 September 2022, GoTo mencatatkan jumlah karyawan sebanyak 10.541 orang. Jumlah karyawan ini meningkat dibandingkan akhir 2021 yang sebesar 9.044 orang.

Namun, pada 18 November 2022, GoTo mulai melakukan PHK karyawan yang mencapai 12 persen atau setara dengan 1.300 orang. Langkah merampingkan karyawan kembali terjadi pada Jumat (10/3/2023) setelah GOTO mengumumkan PHK terhadap 600 karyawan. Dengan demikian, total ada 1.900 karyawan GOTO yang terdampak PHK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper