Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha Telkom, PT Digital Aplikasi Solusi atau Digiserve menorehkan laba bersih yang tumbuh 128 persen sepanjang 2022. Selama 2022, Digiserve mencatat pertumbuhan dari aspek bisnis, pelayanan dan operasional.
Pendapatan dan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi perusahaan mencatat kenaikan sebesar 18,4 persen dan 28,2 persen secara tahunan.
Sementara itu, laba bersih naik drastis sebesar 128 persen yang merupakan hasil dari pencapaian secara bisnis. Data-data resmi performansi perusahaan akan dirilis setelah proses audit selesai.
Presiden Direktur Digiserve Ahmad Hartono menjelaskan bahwa pasca transformasi perusahaan, Digiserve berhasil mengakselerasi pertumbuhan melalui inovasi produk dan layanan terbaik bagi para pelanggannya. Dukungan kuat dari Telkom Group membuat perusahaan percaya diri memenuhi kebutuhan pasar dan bisnis ICT Managed Solutions di Indonesia.
"Sebagai pimpinan perusahaan kami menyampaikan apresiasi kepada seluruh karyawan yang selama setahun ini telah bekerja keras dan cerdas untuk memenuhi tercapainya target perusahaan, juga kepada parent dalam hal ini Tekom Metra, seluruh keluarga besar Telkom Group dan stakeholder," jelas Hartono dalam keterangan Kamis (9/2/2023).
Pada 2022, perusahaan juga telah melengkapi pengurus perusahaan dengan pengisian formasi direksi, dengan mengangkat Bungaran Adil P. Siagian sebagai Direktur Sales & Operasional serta Buddy Restiady sebagai Direktur Keuangan & Manajemen Resiko. Adanya manajemen baru ini juga mendorong perusahaan untuk bertumbuh makin cepat memenuhi target usaha.
Saat ini, Digiserve didukung oleh talenta yang mumpuni dan memiliki lebih dari 200 sertifikat bertaraf internasional. Selain itu, Digiserve melayani lebih dari 200 pelanggan. Digiserve juga telah meraih ISO 20000 untuk manajemen layanan dan ISO 27001 manajamen keamanan informasi.
Ini menandakan bahwa sistem manajemen kualitas dan keamanan informasi Digiserve telah diakui dan diterima secara internasional yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Sekaligus sebagai jaminan untuk bisa memberikan layanan terbaik dan sangat memuaskan kepada pelanggan.
Hartono menuturkan bahwa perusahaan berfokus kepada 2 produk portofolio utama yaitu pertama Managed Network dan Security Services yang terdiri dari Local Area Network (LAN), Wide Area Network (WAN), Wireless Local Area Network (WLAN), Network Security dan Value Added Services (VAS).
Sedangkan, portofolio utama yang kedua adalah Managed Digital Productivity yang terdiri dari Integrated Management Platform, Unified Communication & Collaboration, serta Professional Services.
Digiserve mencatatkan capaian menjadikan portofolio MNS sebagai penyumbang Total Contract Value (TCV) terbesar di tahun 2022 dengan kontribusi revenue sebesar 62,16 persen. Digiserve juga berhasil meluncurkan blue ocean product Service Management Platform (SMP), kemudian perusahaan berhasil mempertahankan skor Service Level Agreement pada level tinggi yang mencapai 99,9 persen berhasil melampaui standar sebesar 99,8 persen.
Cepaian selanjutnya berdasarkan Customer Satisfaction and Loyalty Survey (CSLS), di mana tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk dan layanan dengan menggunakan Net Promoter Score (NPS), Digiserve mencatat skor excellent yaitu 80,8 persen. Angka ini melebihi target 58 persen sekaligus di atas rata-rata industri sebesar 42 persen.
Direktur Sales & Operasional Digiserve Bungaran Adil P. Siagian menjelaskan proyeksi tren ICT Managed Services di 2023. Menurutnya segmen enterprise makin terbuka dengan kolaborasi dan kemitraan, mendukung proses transformasi digital, sehingga pengeluaran ICT pada IT service terus meningkat termasuk di dalamnya kebutuhan terhadap solusi Managed Service.
"Dalam area solution managed service, 3 layanan yang diprediksi akan tumbuh maksimal adalah Professional Service di mana memiliki Compounded Annual Growth Rate (CAGR) tertinggi sebesar 28,8 persen diikuti oleh Managed Cloud Service dengan CAGR sebesar 25,8 persen kemudian Managed Security Network dengan CAGR sebesar 18,8 persen," jelas Adil.
Pada 2023 ini diproyeksikan market managed service secara aggregate berada pada Rp37,8 triliun dengan aggregate CAGR sebesar 18,9 persen. Oleh karena itu, bisnis MNS diproyeksikan akan tetap menjadi kontributor pendapatan terbesar bagi perusahaan sampai beberapa tahun ke depan.
"Namun demikian pertumbuhan dari lini bisnis lainnya pun ditargetkan bisa meningkat seiring dengan pengembangan produk-produk yang bisa menjadi new engine growth bagi perusahaan, sama seperti Service Management Platform [SMP] yang baru saja diluncurkan pada tahun 2022 kemarin," kata Adil.
Dia menambahkan bahwa program utama Digiserve pada 2023 dengan strategi SPRINT yang mencakup 6 program utama yaitu Strengthening Business Sustainability, Pursuing to New Market, Robust the Fundamental of Business, Innovation in Motion, Nurturing Business Growth, dan Trusted Partner in Managed Service.
Terakhir, Hartono menegaskan komitmen Digiserve yang memahami bahwa perusahaan dan institusi di Indonesia berambisi untuk mempercepat proses transformasi digital.
Oleh karena itu, Digiserve berkomitmen penuh untuk terus membantu perusahaan-perusahaan atau pelaku bisnis dengan memberikan layanan berkualitas tinggi agar dapat bertahan menghadapi tantangan bisnis di masa depan.
Tingkat kepuasan pelanggan sebagai tolok ukur pelayanan Digiserve tercermin dalam pencapaian NPS perusahaan yang terus meningkat setiap tahunnya dan akan terus dipertahankan.
"Digiserve juga berkomitmen untuk selalu mengedepankan kebutuhan pelanggan. Untuk memenuhi hal tersebut, Digiserve akan terus berinovasi, meningkatkan produktivas perusahaan, serta semakin memberikan pelayanan terbaik untuk mendorong perusahaan dalam memaksimalkan kapabilitas yang dimiliki,” pungkas Hartono.