Suntik Mati TV Analog Diklaim Bisa Pangkas 60 Persen Beban Industri

Rahmi Yati
Minggu, 5 Februari 2023 | 23:30 WIB
Ilustrasi/Thecable
Ilustrasi/Thecable
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Proses migrasi siaran TV analog menuju digital, atau Analog Switch Off (ASO) dinilai berdampak positif terhadap industri penyiaran. Salah satunya terjadinya efisiensi biaya operasional pelaku industri.

"Proses migrasi ke TV digital berdampak positif kepada industri akan menurunkan cost industri penyiaran sekitar 40-60 persen," kata Direktur Penyiaran Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Infomatika (Ditjen PPPI) Kemenkominfo Geryantika Kurnia kepada Bisnis.com, Minggu (5/2/2023).

Bukan itu saja, Gery menyebut padamnya siaran TV analog juga berdampak terhadap efisiensi frekuensi (digital dividen), yang dapat digunakan untuk internet berkecepatan tinggi (broadband) yang merata.

Alhasil, sambung dia, akan terwujud merdeka sinyal. Sebab tidak akan ada lagi blank spot di seluruh wilayah Indonesia.

"Kualitas layanan TV yang diterima masyarakat juga akan bersih gambarnya, jernih suaranya dan canggih teknologinya. Ini akan menjadi daya saing industri TV menghadapi layanan media baru," ucap dia.

Lebih lanjut, Gery menuturkan jika dalam waktu dekat ASO akan dilanjutkan di wilayah Bali, Kalimantan Selatan-1 (Kalsel-1), dan Sumatra Selatan-1 (Sumsel-1) yakni pada 20 Maret 2023.

Gery menyebut, penghentian siaran analog itu dilakukan sesuai kesepakatan dengan penyelenggara multipleksing (mux), dan TV-TV penyelenggara program siaran dengan memperhatikan ketersediaan Set Top Box (STB) yang sudah siap.

"Maka ASO akan dilaksanakan 20 Maret 2023 pukul 24.00 waktu setempat."

Gery menambahkan, STB juga akan terus didistribusikan kepada Rumah Tangga Miskin (RTM) di wilayah layanan Bali, Palembang sekitarnya dan Banjarmasin sekitarnya dengan jumlah sekitar 131.000 unit.

Dari jumlah tersebut, sambung dia, sekitar 95.000 unit berasal dari bantuan pemerintah dan sisanya dari penyelenggara mux.

"Pemerintah mendorong agar distribusi STB kepada RTM tepat sasaran dengan berkolaborasi dengan Pemda setempat dan semua TV, KPID dan stakeholder untuk mendorong agar masyarakat sudah menyiapkan STB jauh-jauh hari agar tidak terjadi antrean pembelian STB setelah ASO," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper