Bisnis.com, JAKARTA — Peningkatan realisasi investasi di sektor manufaktur sepanjang tahun lalu tampaknya menjadi sinyal positif bagi perusahaan rintisan atau startup yang bergerak di bidang solusi ketenagakerjaan.
Mengutip data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di sektor manufaktur sepanjang 2022 naik sekitar 16 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) dari US$7,59 miliar dari skema penanaman modal asing (PMA).
Total realisasi investasi sektor manufaktur di Indonesia yang diraup dari skema PMA tahun lalu mencapai sekitar US$9,03 miliar. Sementara dari penanaman modal dalam negeri (PMDN), aliran modal ke sektor manufaktur naik sekitar 19 persen dari Rp66,96 triliun yoy.
Secara keseluruhan, aliran modal yang berasal investor domestik mencapai Rp82,48 triliun. Sebagai salah satu instrumen penyerap tenaga kerja, tren investasi ini pun dinilai sebagai peluang bagi pelaku usaha startup penyedia solusi ketenagakerjaan.
CEO dan Co-Founder salah satu startup penyedia solusi ketenagakerjaan Staffinc, Wisnu Nugrahadi, mengatakan perusahaan akan melakukan ekspansi bisnis industri manufaktur dengan kebutuhan pekerja yang masif.
“Industri tersebut semakin membaik seiring dengan pelonggaran yang dilakukan pemerintah. Tenaga kerja yang dibutuhkan cukup banyak. Kami siap menyediakan lebih banyak pekerja, termasuk membantu proses pengelolaannya,” ujar Wisnu via siaran pers, Selasa (24/1/2023).
Perusahaan berencana merilis lebih banyak fitur HR terkait dengan pengelolaan sistem ketenagakerjaan secara otomatis dan terorganisir.
Selain pengelolaan pekerja lapangan, perusahaan membantu perusahaan-perusahaan mencari pekerja dengan spesifikasi dan keahlian khusus, seperti menguji quality assurance (QA tester) dan tukang las yang bersertifikat.
Sebagai informasi, Staffinc memiliki lebih dari 1 juta mitra, di 80 kota di Indonesia. Layanan perusahaan telah digunakan oleh lebih dari 150 perusahaan di Indonesia.