Bisnis.com, JAKARTA- Di tengah ancaman ekonomi global dan tech winter, Indonesia bakal menjadi pasar pendanaan startup utama di Asia Tenggara pada 2023.
Berdasarkan riset DataVantage dari DealStreetAsia, Minggu (15/1/2022) pada tahun lalu, total pendanaan untuk startup di Indonesia mencapai 22 persen dari total pendanaan di kawasan Asia Tenggara di 2022.
Menariknya, pendanaan kepada startup pada 2022 mengalami penurunan 61 persen atau US$3,71 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini pun dikarenakan adanya krisis di sektor teknologi dunia yang mengakibatkan minimnya mega funding deals.
Sementara, total di Indonesia mencapai jumlah 253 dengan total dana yang meningkat 14 persen dari tahun sebelumnya. Hal tersebut sebagian besar disokong oleh investasi di tahap awal (seed stage).
Data tersebut juga mengindikasikan adanya dana investasi baru sebesar US$5 miliar untuk ditempatkan di kawasan Asia Tenggara dan lebih dari 60 persen dana ini akan dialokasikan di Indonesia.
Strategi ini dianggap penting untuk mendukung ekosistem startup Indonesia melewati masa tech winter yang tengah berlangsung saat ini.
Meskipun pada 2022 startup di Indonesia mengalami guncangan yang besar, terdapat tiga startup Indonesia yang mencapai mencapai status unikorn. Mulai dari, perusahaan fintech lending Akulaku, perusahaan e-payment DANA, dan platform pinjaman konsumen Kredivo.
Ketiga startup ini pun berhasil menjadi bagian dari delapan perusahaan rintisan di Asia Tenggara yang berstatus Unicorn atau melewati valuasi US$1 miliar. Adapun jika dibandingkan 2021, ada 23 startup yang menjadi unikorn.