Benarkah Orang yang Tinggal di Gunung Lebih Cepat Tua?

Mia Chitra Dinisari
Senin, 19 Desember 2022 | 10:32 WIB
Planet bumi bulat/istimewa
Planet bumi bulat/istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Benarkah orang yang tinggal di atas gunung menjadi lebih cepat tua dibandingkan mereka yang tinggal di laut?

Teori ini dikaitkan dengan teori relativitas umum Einstein.

Fenomena mind-bending ini terjadi karena semakin dekat suatu objek dengan Bumi, semakin kuat dampak gravitasinya. Dan karena relativitas umum menggambarkan gravitasi sebagai pelengkungan ruang dan waktu, waktu itu sendiri bergerak lebih lambat pada ketinggian yang lebih tinggi dan jarak yang lebih jauh dari Bumi, di mana pengaruh gravitasi lebih kecil.

Jadi, jika waktu dikaitkan dengan gravitasi, apakah itu berarti orang di puncak gunung menua lebih cepat daripada orang di permukaan laut? Apakah peningkatan gravitasi sebenarnya membuat orang menua lebih lambat?

James Chin-wen Chou, fisikawan di National Institute of Standards and Technology (NIST) di Boulder, Colorado, membenarkan, untuk semua objek yang lebih jauh dari medan gravitasi, seperti Bumi, waktu sebenarnya bergerak lebih lambat.

Itu berarti orang-orang yang tinggal di dataran tinggi menua sedikit lebih cepat daripada mereka yang di permukaan laut.

"Gravitasi membuat kita menua lebih lambat, secara relatif. Dibandingkan dengan seseorang yang tidak berada di dekat benda masif apa pun, kita menua lebih lambat dengan jumlah yang sangat kecil. Nyatanya, bagi seseorang itu, seluruh dunia di sekitar kita berkembang lebih lambat di bawah pengaruh gravitasi." ujar Chou dilansir dari Livescience.

Dia memaparkan, perbedaannya kecil tetapi terukur. Jika Anda duduk di puncak Gunung Everest yang tingginya 29.000 kaki (8.848 meter) di atas permukaan laut selama 30 tahun, Anda akan menjadi 0,91 milidetik lebih tua daripada jika Anda menghabiskan 30 tahun yang sama di permukaan laut.

Demikian pula, jika anak kembar yang hidup di permukaan laut harus berpisah selama 30 tahun, dengan satu pindah ke Boulder, Colorado, setinggi satu mil (1.600 m), dan yang lainnya tetap tinggal, kembaran dataran tinggi akan menjadi 0,17 milidetik lebih tua dari saudara kembar mereka. 

Dalam eksperimen, para peneliti NIST menggunakan salah satu jam atom paling tepat di dunia untuk menunjukkan bahwa waktu berjalan lebih cepat bahkan hanya 0,008 inci (0,2 milimeter) di atas permukaan bumi.

Tobias Bothwell, fisikawan di NIST dan salah satu penulis makalah tahun 2022 yang diterbitkan di jurnal Nature menjelaskan eksperimen tersebut.

"Ini bukan hanya perhitungan. Kami telah melihat perubahan detak jam pada jarak kira-kira selebar rambut manusia," katanya.

Kunci untuk memahami mengapa benda masif membengkokkan perjalanan waktu adalah mengenali bahwa "ruang-waktu" adalah permadani empat dimensi yang ditenun dari tiga koordinat ruang (atas/bawah, kanan/kiri dan maju/belakang) dan satu koordinat waktu (masa lalu). /masa depan). Gravitasi, dalam model relativistik, adalah apa yang kita sebut ketika benda apa pun dengan massa mendistorsi permadani itu, melengkungkan ruang dan waktu menjadi satu.

"Apa pun yang memiliki massa memengaruhi ruang-waktu," kata Andrew Norton profesor astrofisika di The Open University di Inggris. Di sekitar objek bermassa, "ruang-waktu terdistorsi, menghasilkan pembengkokan ruang dan pelebaran waktu.

Namun, jika menyangkut situasi non-sehari-hari, fenomena ini juga dikenal sebagai pelebaran waktu gravitasi  bisa menjadi berantakan. Menurut Norton, satelit GPS yang mengitari dunia pada ketinggian 12.544 mil (20.186 kilometer) perlu menyesuaikan fakta bahwa jam mereka berjalan 45,7 mikrodetik lebih cepat daripada jam di sini, selama 24 jam.

Efek relativitas yang paling mendesak selama perjalanan waktu mungkin adalah keakuratan GPS. Karena mereka bergerak dengan kecepatan tinggi dan jauh dari bumi, efek relativistik dari kecepatan dan gravitasi perlu diperhitungkan dengan hati-hati sehingga kita dapat menyimpulkan posisi kita di dunia dengan akurasi tinggi."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper