JD.ID PHK Ratusan Karyawan, Layanan e-Commerce Masih Lancar?

Khadijah Shahnaz Fitra
Rabu, 14 Desember 2022 | 13:38 WIB
Aktivitas pekerja di Warehouse JD.ID Marunda, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (11/12/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas pekerja di Warehouse JD.ID Marunda, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (11/12/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - JD.ID, startup vertikal e-commerce, mengatakan layanan perdagangan akan tetap berjalan normal meskipun adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 30 persen atau lebih dari 200 karyawan.

Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID Setya Yudha Indraswara mengatakan JD.ID layanan e-commerce berjalan normal, sebagaimana biasanya atau sebelum adanya PHK tahap kedua ini.

"JD.ID tetap berjalan normal sebagaimana biasa," ujar Setya, Rabu (14/12/2022).

Setya sebelumnya menjelaskan langkah efisiensi ini diambil JD.ID sebagai menjawab tantangan perubahan bisnis yang sungguh cepat belakangan.

"Salah satu Langkah yang diambil manajemen adalah melakukan perampingan agar perusahaan dapat terus bergerak menyesuaikan dengan perubahan," ujar jelas.

Lebih lanjut, JD.ID berkomiten untuk terus memberikan dukungan kepada 200-an (30 persen) karyawan yang terdampak dengan tetap memberikan manfaat asuransi serta memberikan dukungan berupa talent promoting, serta hak-hak lain yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

JD.ID juga membantah adanya kabar yang beredar di media sosial bahwa PHK dilakukan terhadap 50 persen sampai 85 persen dari total karyawan.

Langkah efisiensi inipun berbarengan dengan adanya berita E-commerce raksasa asal China, JD.com yang juga merupakan induk dari JD.ID dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk mundur dari pasar di Indonesia dan Thailand.

Dilansir dari South China Morning Post, Kamis (1/12/2022) alasan JD.com berencana mundur dari kedua pasar terbesar di Asia Tenggara dikarenakan ingin mempertajam fokusnya untuk mengurangi kerugian di wilayah tersebut dan memperkuat operasi di pasar dalam negerinya.

Menurut sumber yang mengetahui masalah ini, bisnis e-commerce di Indonesia dan Thailand telah menjadi tantangan selama beberapa tahun belakangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper