Bisnis.com, JAKARTA - Niantic Inc berkomitmen menjadi game changer dalam pengembangan industri gim augmented reality dengan ekosistem teknologi digital yang terintegrasi.
“Pokemon Go menjadi salah satu game augmented reality, di mana kami belum pernah melihat sesuatu yang berhasil dalam skala ini sebelumnya. Dalam sejarah internet dan teknologi konsumen, tidak ada yang memiliki adopsi lebih dari 1 miliar pengguna yang berjalan sejauh 8 miliar kilometer secara global,” jelas VP of Niantic Inc, Omar Tellez pada Peluncuran Pokemon Go Bahasa Indonesia di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Dirinya mengatakan, meski semua orang punya keraguan bahwa AR tidak akan sukses kecuali jika diluncurkannya headset VR atau Google Glass, tetapi Niantic Inc telah membantah teori tersebut dengan memanfaatkan 5 miliar orang yang memiliki ponsel berkamera,
Bahkan, perusahaan tersebut kian membuktikan bahwa Niantic Inc siap untuk memasuki konektivitas yang berkesinambungan dan saling bersinergi untuk bisa memperluas pasar Pokemon Go, memberikan peluang bisnis lebih besar hingga memberikan pengalaman terbaik bagi para pemain.
Tellez menjelaskan, pihaknya telah berupaya untuk menguatkan rantai nilai di industri gim yang melibatkan beberapa sektor pendukung, mulai dari provider, e-commerce, FnB hingga properti.
Dirinya pun melanjutkan beberapa pihak yang sudah digandeng Niantic Inc, antara lain, Telkomsel, ShopeePay, Chatime, Indomaret hingga Agung Sedayu Grup.
“Dalam membangun ekosistem industri konten yang baik, dibutuhkan kolaborasi dan interaksi antar-sektor. Ditambah, peluncuran jaringan 5G dengan hadirnya Poke Store di beberapa partner diharapkan dapat memberikan para pemain pengalaman bermain game yang seamless, sehingga industri games sebagai salah satu komponen pendukung di dalamnya juga akan turut tumbuh dan berkembang dengan baik,” jelas Tellez.
Pernyataan tersebut pun langsung disetujui oleh Director, Business Partnership, ShopeePay & ShopeeFood at Shopee, Eka Nilam.
“Kami sebagai partner digital memang sangat excited bahwa teknologi, produk hingga layanan kami bisa menembus semua pasar, jadi untuk Shopee sendiri tidak hanya fokus ke e-commerce, tapi juga kami mendukung industri gim, karena ini sesuai dengan komitmen Shopee untuk semua, jadi items yang menarik dapat dibeli melalui ShopeePay” ungkapnya.
Tanggapan Soal Pokemon Go yang Dinilai Berbahaya
Di samping terus memberikan inovasi pada gim, Niantic Inc pun terus melakukan evaluasi guna mengantisipasi banyaknya isu soal Pokemon Go yang membahayakan nyawa.
“Ya, saya tak menampik fakta bahwa di Indonesia sendiri sempat terjadi hal-hal yang bisa membahayakan sekitar. Contohnya, bermain Pokemon Go saat berkendara, berhenti di tengah jalan untuk menangkap Pokemon, mengganggu pekerjaan orang lain, dan sebagainya. Hal tersebut kami evaluasi, maka dari itu kami menggandeng retail, properti, hingga bisnis FnB,” kata Tellez.
Nantinya, sesuai dengan prinsip kerja, Pokemon Go akan menggunakan Google Maps yang mengintegrasikan dunia nyata ke dalam alam semesta virtualnya. Pengguna berperan sebagai pelatih Pokémon untuk menangkap monster Pokémon dengan menjelajahi dunia nyata. Namun, item spesial hanya akan didapatkan di tempat aman, seperti taman yang tidak membahayakan dan juga partner bisnis Pokemon Go, yaitu Chatime.
Niantic juga sudah memperingatkan penggunanya untuk siaga setiap saat dan waspada terhadap lingkungan sekitar untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. "Ingatlah untuk siaga setiap saat. Tetap waspada terhadap sekitarmu," demikian pernyataan resmi Niantic yang bisa dilihat saat membuka aplikasi Pokemon Go di ponsel pintar.
Menurut Tellez, dengan peluncuran Pokemon Go berbahasa Indonesia dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis yang baik bagi Niantic Inc.
Adapun, ini berdasarkan hasil risetnya mengapa Indonesia menjadi target Niantic dalam memperluas pasar, sebab Indonesia memiliki populasi yang banyak, termasuk komunitas gamenya yang begitu aktif. "Kami sudah datang sejak 9 bulan lalu, kami menemukan tidak semua masyarakatnya lancar berbahasa Inggris. Sehingga untuk mendekatkan kembali pemainnya, maka diluncurkanlah Pokemon GO dalam Bahasa Indonesia dan diharapkan dapat meningkatkan jumlah downloaders,” tutupnya.
AR Jadi Alternatif Pemasaran
Augmented Reality (AR) kini bisa dijadikan alternatef promosi oleh para pengguna bisnis dan sektor lainnya. Jika, pada umumnya banyak orang menolak iklan, namun ada cara yang lebih halus, di mana menjadikan target masuk ke dalam iklan itu sendiri dengan menggabungkan antaa realtime dengan digital konten.
“Peluang di sini sangat menarik, Pokemon Go akan secara aktif secara aktif mendorong pengguna untuk terlibat dalam 'iklan', dengan mengarahkan mereka ke toko, atau lokasi yang dimiliki, untuk berinteraksi dengan merek sebagai imbalan atas hadiah dalam game,” jelas Tellez pada Bisnis.
Artinya, keberhasilan aplikasi Augmented Reality (AR) seperti Pokémon Go kian memvalidasi bahwa untuk melibatkan dan menghibur pelanggan, penting untuk menggunakan teknologi yang progresif dalam menyebarkan konten promosi tambahan.