Migrasi TV Digital Berpotensi Tambah PNBP Rp7 Triliun per Tahun

Rahmi Yati
Kamis, 3 November 2022 | 09:35 WIB
Hitung mundur analog switch off (ASO) dari Posko Pemantauan Penghentian Siaran Analog di Kemenkominfo, Kamis (3/11/2022) dini hari/Bisnis-Rahmi Yati
Hitung mundur analog switch off (ASO) dari Posko Pemantauan Penghentian Siaran Analog di Kemenkominfo, Kamis (3/11/2022) dini hari/Bisnis-Rahmi Yati
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Migrasi siaran TV analog ke digital atau analog switch off (ASO) dinilai memberikan sejumlah manfaat, seperti dapat memperkuat pengembangan teknologi 5G hingga mampu berdampak ke penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp7 triliun per tahun.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, dengan dilakukannya ASO, akan terdapat farming spektrum frekuensi sebesar 112 MHz di spektrum frekuensi 700 MHz.

"Menurut Boston Consulting Group, multiplier effect ekonomi yang dihasilkan dari pemanfaatan digital ini akan memberikan dampak terhadap penerimaan negara bukan pajak pada kisaran Rp7 triliunan per tahun atau sekitar Rp77 triliun untuk 10 tahun masa lisensi sprektrum bagi operator telekomunikasi," katanya saat acara Hitung Mundur ASO, Kamis (3/11/2022) dini hari.

Bukan itu saja, dia memerinci manfaat dari dipadamkannya siaran TV analog mencakup tayangan yang lebih jernih dan canggih, suara yang lebih bersih, dan pilihan konten yang beragam bagi masyarakat.

Dari sisi industri, sambung Johnny, ASO akan meningkatkan proses intensifikasi dan ekstensifikasi tata kelola spektrum jadi jauh lebih efisien dibandingkan dengan TV analog. 

"Spektrum yang sama memungkinkan atau jadi pondasi yang kuat untuk pengembangan 4G dan 5G di Indonesia," ucap dia.

Dia bahkan optimistis migrasi TV digital ini mampu memberikan dampak penciptaan usaha baru yang cukup besar, yakni 181.000 kesempatan bisnis baru dan akan menghasilkan penambahan setidaknya 232.000 lapangan kerja baru 5 tahun ke depan.

Bagi produk domestik bruto (PDB), lanjut Menkomimfo, ASO akan memberikan kontribusi sebesar Rp448 triliun dan akan bisa lebih besar lagi melalui akselerasi transformasi digital nasional.

"Jadi ini tidak saja untuk industri televisi. Melalui proses digitalisasi ini, [tidak saja] untuk menjaga konvergensi usahanya, tetapi memberikan multiplier effect yang begitu besar terhadap perekonomian nasional kita," tutur Johnny.

Untuk itu, dia berharap pelaksanaan ASO yang telah resmi dilakukan secara bertahap pada 2 November 2022 pukul 24.00 WIB itu dapat didukung dan disukseskan secara bersama agar bisa selesai dengan baik.

Adapun, penghentian siaran TV analog telah diujicobakan di empat wilayah penyiaran yang mencakup delapan kabupaten/kota pada April 2022 lalu. 

Untuk 35 kabupaten/kota yang hanya dijangkau acara siaran TVRI telah dihentikan siaran analognya pada 5 Oktober 2022 dan dari 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, terdapat 173 kabupaten/kota yang belum terjangkau oleh siaran TV analog.

Artinya, sebelum ASO secara resmi dilakukan pada 2 November 2022, sebenarnya sudah ada 216 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang tidak lagi menerima siaran TV analog. 

Adapun, pada saat hitung mundur, ASO dilakukan di wilayah Jabodetabek yang meliputi 14 daerah administrasi kabupaten/kota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper