Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menegaskan tetap optimistis untuk secepatnya menghadirkan kesetaraan digital di Nusantara.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menyatakan upaya meningkatkan penetrasi digital bukan tanpa tantangan, terutama di tengah kondisi geografis Indonesia yang berupa kepulauan.
Pengembangan jaringan telekomunikasi, khususnya di daerah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T) seperti Papua dan Nusa Tenggara Timur, menjadi tantangan utama.
“Pengiriman barang untuk membangun BTS [Base Transceiver Station] dari Jakarta ke daerah 3T juga tidak mudah. Kemudian membangun BTS di wilayah pegunungan [juga tidak mudah],” ungkapnya di sela-sela seremoni pelepasan program Jelajah Sinyal: Menjangkau yang Terjauh, Kamis (27/10/2022).
Kendati begitu, tegasnya, pemerintah Indonesia tetap optimistis untuk secepatnya menghadirkan kesetaraan digital di Nusantara. Untuk mengikis habis kesenjangan digital, jelasnya, pemerintah telah menggandeng operator seluler untuk membangun 9.113 BTS 4G di wilayah 3T.
Dengan begitu, Menkominfo menegaskan bahwa pada 2024, seluruh masyarakat Indonesia bisa merdeka sinyal.
“Kami tetap optimistis dan yakin Indonesia bisa merdeka sinyal," katanya.
Selain operator seluler, Johnny mengatakan pihaknya juga menggandeng pemangku kepentingan lainnya untuk melayani seluruh area tanpa sinyal atau blankspot. Salah satunya dengan menggandeng Kementerian Keuangan untuk mendapatkan dana tambahan dalam pengembangan jaringan infrastruktur telekomunikasi.
Berdasarkan data Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Indonesia (BAKTI) Kemkominfo, sampai saat ini masih ada sebanyak 7.904 titik blank spot yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
"Kita harus bekerja sama dengan operator dan semua pemangku kepentingan untuk membangun semua ini bersama-sama," tuturnya.