Prospek Bisnis Startup Indonesia di Tengah Badai PHK

Khadijah Shahnaz
Rabu, 12 Oktober 2022 | 19:19 WIB
Ilustrasi PHK startup
Ilustrasi PHK startup
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom menilai potensi bisnis startup di Indonesia masih besar meskipun saat ini kerap terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). 

Direktur Celios Bhima Yudhistira menjelaskan saat ini potensi Indonesia baik dalam pendanaan dan perkembangan startup di Indonesia masih besar. Pertama, karena demografi penduduk Indonesia saat ini didominasi usia produktif dan juga Indonesia terlihat lebih tahan banding dibandingkan negara lain, hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi kuartal II/2022 yang diatas 5,4 persen.

"Hal itu menunjukan resiliensi terhadap fundamental ekonomi di Indonesia, dibandingkan negara lainnya," ujar Bhima, Selasa, (11/10/2022)

Lebih lanjut, Bhima menjelaskan wilayah di Indonesia saat ini banyak yang masih blue ocean atau belum terjamah dengan teknologi-teknologi terbaru. Dia pun mencontohkan Bukalapak, mantan startup ini saat ini menyasar pertumbuhan di kota-kota Tier II dan III.

"Seperti Bukalapak, orientasi pasarnya di luar pulau Jawa, kemudian beberapa startup pendanaan itu mengarahkan untuk menggandeng UMKM. Ini kan pasar-pasar yang sebelumnya blue ocean, jadi tingkat kesempatan ekonomi digital masih sangat terbuka dan luas," jelas Bhima.

Sebelumnya, Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) juga menilai adanya PHK oleh beberapa startup besar di Indonesia tidak akan mempengaruhi pendanaan.

Bendahara Amvesindo sekaligus Managing Partner Ideosource VC Edward Ismawan Chamdani mengatakan pendanaan kepada startup di Indonesia tidak akan berpengaruh meskipun terdapat PHK oleh unicorn seperti Xendit. Dia menilai tekanan bagi industri teknologi sedang menjadi fenomena global.

"Case Xendit tidak spesifik ke industri secara keseluruhan namun memang ada dampak winter investasi yang terjadi secara global," ujar Edward kepada Bisnis.com, Rabu (5/10/2022) 

Dia pun menjelaskan pendanaan di kondisi tech winter akan berbeda dengan biasanya. Hal ini dikarenakan investor akan berhati-hati dalam memilih startup dikarenakan secara global kondisi perekonomian sedan terkoreksi.

 Amvesindo pun menilai dampak PHK, mutasi pegawai dan penutupan salah satu model bisnis merupakan hal yang biasa untuk mencari core value yang terbaik bagi startup tersebut.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Khadijah Shahnaz
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper