Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa perusahaan rintisan atau startup berkategori late stages saat ini kerap dikabarkan akan melakukan initial public offering (IPO) atau melantai di bursa umum.
Direktur Celios Bhima Yudhistira menilai rencana IPO perusahaan digital di tengah ekonomi global tengah mengarah pada resesi sebenarnya hal yang menarik. Hal ini dikarenakan dua hal, pertama arus modal asing di pasar saham masih tercatat nett buy Rp72,8 triliun di seluruh pasar.
Artinya, investor masih memandang pasar saham di Indonesia cukup resilience dalam menghadapi guncangan eksternal karena besarnya jumlah konsumen dan berada di usia produktif.
Baca Juga Startup Indonesia Tersebar dari Pinjol Hingga Logistik, Bos OJK Tekankan Pengawasan Abad 21 |
---|
"Demografi kita cukup baik sebagai basis pasar," ujar Bhima ketika dihubungi Bisnis, pada Senin (10/10/2022)
Kedua, investor tetap tertarik mendanai beberapa perusahaan rintisan yang melantai di bursa dengan catatan performa keuangan berada di atas rata rata.
Bhima pun menilai sebelumnya investor publik lebih mengejar perusahaan digital dengan valuasi jumbo, sedangkan saat ini investor publik lebih realistis.
"Jadi nanti tergantung bagaimana penyajian laporan keuangan dan inovasi dalam jangka panjang apakah cukup mempengaruhi minat investor. Kembali lagi ke performa tiap calon emiten," jelas Bhima
Adapun, belum lama ini Blibli, startup e-commerce milik Grup Djarum dikabarkan akan segera melantai di Bursa oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Ketika ditanya terkait hal ini Blibli masih enggan memberikan tanggapan.
Selain Blibli, Traveloka yang baru saja mendapatkan pendanaan terbaru dari lembaga investasi pemerintah yang dibentuk Presiden Joko Widodo Sovereign Wealth Fund The Indonesia Investment Authority (SWF INA), BlockRock dan Allianz Global senilai US$300 juta atau sekitar Rp4,57 triliun tersebut juga kerap diberitakan akan IPO. Sama seperti Blibli, Traveloka enggan memberikan tanggapan.
Baca Juga Bank DBS Indonesia Incar Kredit Startup |
---|
Belum lama ini pun, analis mengharapkan dnegana adanya IPO oleh Blibli, IDX Techno dapat berkemungkinan untuk rebound. Indeks sektor teknologi atau IDX Techno menjadi indeks yang turun paling dalam selama September 2022, yakni sebesar 11 persen.
Meski demikian, analis memandang indeks sektor teknologi masih dapat mengalami penguatan pada akhir tahun ini. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan, penurunan indeks sektor teknologi sudah sangat besar di tahun 2022 ini. Walaupun mengalami penurunan, Martha melihat sektor teknologi memiliki peluang untuk membantu window dressing di akhir tahun 2022.
"Secara peluang, IDX Techno dapat membantu window dressing nanti. Selain itu, ada rencana IPO Blibli yang secara keseluruhan bisa mengangkat sentimen untuk IDX Techno," ucap Martha, di Jakarta, dikutip Kamis (6/10/2022).