Bisnis.com, SOLO - Pengelolaan data yang besar menjadi penting dilakukan dalam industri jasa keuangan.
Apabila dilakukan dengan benar, stategi pengelolaan data dapat membuat sebuah perusahaan mengalami untung dan mencapai target.
Hal ini terjadi pada Bank Mandiri dan UnionBank Filipina yang akhirnya meraih cuan karena dapat penawarkan produk perbankan mereka sesuai kebutuhan konsumen.
“Tantangan dalam pengelolaan data adalah perubahan perilaku nasabah. Kekuatan data analytic telah membantu kami menemukan cara mendekati nasabah dan menawarkan produk yang mereka perlukan,” kata Billie Setiawan, Head of Enterprise Data Analytics Group Bank Mandiri.
Berfokus pada nasabah, Bank Mandiri mengembangkan dua channel digital yang penting yaitu superapp Livin’ by Mandiri untuk nasabah retail dan Kopra untuk mengelola klien wholesale.
“Data analytics menjadi enabler yang memainkan peranan sangat penting untuk memberi pengalaman nasabah yang terbaik dan mengelola bisnis kami. Sampai sekarang, Cloudera menjadi tulang punggung kami untuk semua kegiatan yang terkait dengan analisis data,” lanjut Billie.
Sejalan dengan itu, Chief Data & AI Officer UnionBank Dr. David R. Hardoon mengatakan bahwa pihaknya memastikan data yang dikelola benar dan bisa memberikan makna bagi bisnis.
Salah satu strategi yang dijalankan yakni memastikan adanya lingkungan di mana semua artefak dan konstruksi data ditempatkan dan dapat dikonsumsi, mulai dari analisis, reporting, data science, dan sudut pandang.
“Cloudera telah memberdayakan kami, memberi kami kemampuan untuk memiliki kemampuan standarisasi satu single source of truth, dan kemampuan untuk membuat factory structure terutama saat kami melangkah lebih jauh ke hilir, di mana kami menelusuri soal pembelajaran mesin, data science, pemodelan AI,” kata Hardoon.
Industri perbankan di Asia Pasifik ternyata berada di garis terdepan pengadopsian data dan analitik untuk mengelola ledakan data yang luar biasa di era digital.
Global enterprise data maturity research report dari Cloudera mendapati bahwa industri layanan keuangan meningkatkan pengeluaran mereka sebesar 46 persen sejak awal pandemi untuk mendukung inisiatif transformasi digital seperti arsitektur hybrid multi-cloud, dan data serta solusi analitik.
“Lembaga keuangan berinvestasi dalam solusi big data untuk mencapai tujuan bisnis, seperti dengan meningkatkan kepuasan pelanggan, mengungkap aliran pendapatan alternatif, atau meningkatkan efisiensi operasional,” kata Remus Lim, Vice President, Asia Pacific and Japan, Cloudera, dalam keterangan resminya.
Remus mengatakan bahwa kebutuhan umum industri seperti jasa keuangan adalah kemampuan untuk mengelola volume data yang terus bertambah dari berbagai sumber, khususnya dalam lingkungan hybrid.
Jumlah data terstruktur yang dibuat, disimpan, disalin, dan dikonsumsi secara global telah tumbuh secara eksponensial. Total data itu pun diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2025.
Rupanya perusahaan yang memiliki strategi data enterprise yang diterapkan selama lebih dari satu tahun akan menikmati pertumbuhan laba yang lebih tinggi ketimbang mereka yang memiliki strategi baru atau sama sekali tak punya strategi.
“Kerugiannya juga signifikan, mereka melaporkan kerugian tahunan sebesar $805.441 sebagai akibat dari hilangnya peluang yang melibatkan data mereka,” ucap Lim.
Bank Mandiri dan UnionBank adalah contoh bank yang sukses mengolah data untuk mencapai tujuan bisnis, seperti peningkatan kepuasan nasabah, meraih aliran pendapatan alternatif, dan meningkatkan efisiensi operasional.