Tak Cuma Shopee, Ini Daftar E-Commerce yang PHK Karyawan

Khadijah Shahnaz
Senin, 19 September 2022 | 15:50 WIB
Ilustrasi belanja di toko online atau e-commerce/Freepik.com
Ilustrasi belanja di toko online atau e-commerce/Freepik.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Shopee Indonesia baru saja mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. Langkah ini dinilai sebagai bentuk akhir usaha Shopee menghadapi situasi ekonomi global.

Belum lama ini pun, Shopee dikabarkan telah menutup layanan di 4 negara, yakni Chili, Kolombia, Meksiko dan Argentina.

Dilansir dari Dealstreet Asia pada Jumat (9/9/2022) mengatakan perusahaan yang berbasis di Singapura akan mempertahankan operasi lintas batas di tiga negara pertama, tetapi akan memangkas sebagian besar timnya di negara-negara tersebut, yang mempengaruhi lusinan karyawan.

Padahal, Shopee menjadi pemain utama di Brasil, tetapi tidak mempengaruhi penutupan layanan di negara tetangganya.

Ternyata, bukan hanya Shopee yang menutup dan memberhentikan karyawannya, sejumlah e-commerce global juga melakukan hal serupa.

Daftar e-Commerce yang PHK Karyawan

1. JD.ID

Director of General Management JD.ID Jenie Simon menuturkan bahwa keputusan memberhentikan sejumlah karyawan merupakan bagian dari restrukturisasi perusahaan.

"JD.ID juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi, yang mana didalamnya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan,” jelas Jenie.

Dari penelusuran Bisnis.com, induk JD.ID, yakni JD.com Inc tengah menanggung beban cukup besar. CEO JD.com Xu Lei mengatakan bahwa penyebaran virus Corona di berbagai kota besar di China, yang berujung lockdown di Shanghai dan Beijing, menjadi penyebab utama kemunduran bisnisnya di Negeri Tirai Bambu itu.

Dikutip dari KrASIA, Xu mengatakan kepada analis dalam panggilan konferensi, wabah Covid tahun ini telah menyebabkan kerusakan yang lebih besar pada konsumen dan rantai pasokan daripada 2 tahun sebelumnya.

“Epidemi domestik bermanfaat bagi sektor e-commerce dalam dua tahun pertama, karena area yang terkena dampak kecil dan durasinya pendek, dan ada pergeseran yang jelas dari konsumsi offline ke online. Tapi kali ini telah menjadi pembunuh ganda [double killer] untuk perusahaan online dan offline,” kata Xu.

JD.com pun harus memangkas staf untuk mengurangi biaya. Dilansir oleh Nikkei, seorang karyawan mengatakan bahwa sebagian besar departemen di JD.com memangkas jumlah karyawan sebesar 20 persen-40 persen.

2. Shopify

Shopify, platform e-commerce asal Kanada mengumumkan adanya PHK terhadap 10 persen karyawannya atau sekitar 1.000 karyawan. Dilansir dari The Walls Street Journal dan New York Times, CEO Shopify Tobu Lutke mengatakan penyebab adanya PHK ini dikarenakan ekspansi perusahaan yang didorong oleh pandemi belum memberikan hasil yang signifikan.

Dia menambahkan adanya penurunan transaksi online yang lebih cepat daripada diperkirakan sehingga Shopify harus memangkas sejumlah posisi di perusahaan.

"Sebagian besar peran yang terpengaruh adalah dalam perekrutan, dukungan, dan penjualan, dengan fokus di seluruh perusahaan untuk menghilangkan peran yang terlalu terspesialisasi dan duplikat,” kata Lutke dalam sebuah pernyataan resminya.

Dia menjelaskan e-commerce yang sering disebut pesaing Amazon ini salah strategi dengan memperluas tenaga kerjanya saat belanja e-commerce berkembang pesat dengan pandemi COVID-19 dan mundurnya dari ritel fisik.

“Sekarang jelas bahwa strategi itu tidak membuahkan hasil. Apa yang kami lihat sekarang adalah campuran kembali ke perkiraan data pra-COVID yang seharusnya pada titik ini,” jelasnya.

3. iPrice

Startup e-commerce Asia Tenggara iPrice Group melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 20 persen karyawannya. PHK ini dilakukan sebagai langkah memfokuskan bisnis iPrice.

Langkah ini dilakukan tak lama setelah startup ini mengumumkan pendanaan senilai US$5 juta dari perusahaan trading Itochu dan perusahaan telekomunikasi KDDI dari Jepang pada Maret lalu.

Dilansir dari keterangan resminya, Kamis (9/6/2022), iPrice Group mengatakan menyatakan keputusan PHK ini adalah bagian dari beberapa langkah untuk memfokuskan bisnis pada misi utama perusahaan, yakni membantu pembeli menghemat harga saat berbelanja online.

Dalam proses PHK ini, iPrice mengatakan akan mengikuti semua persyaratan kontrak dan hukum dan secara aktif membantu staf yang telah diberhentikan untuk menemukan peluang baru.

“Tim iPrice adalah komunitas yang kuat, jadi merupakan keputusan yang sulit untuk mengurangi tim kami sejalan dengan menaruh fokus kembali pada bisnis utama kami,” kata CEO iPrice Group Paul.

Meskipun iPrice kembali berfokus pada misi utamanya, kemitraan akan terus berlanjut sebagai model berlangganan dengan fokus pada penyediaan akses bagi pemain yang tertarik terhadap katalog produk terbaik Asia Tenggara dan data yang kaya tentang lanskap e-commerce regional.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Khadijah Shahnaz
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper