Bisnis.com, JAKARTA - Sumber Bisnis di Istana mengatakan masalah dugaan kebocoran data milik Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin pihaknya masih menunggu laporan dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Sekadar informasi, data Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Joko Widodo serta Ma'ruf Amin diduga dibobol dan dijualbelikan di darkweb. Sumber Bisnis yang enggan disebutkan namanya meminta seluruh pihak menunggu informasi resmi dari BSSN ketika dikonfirmasi pada Sabtu (10/9/2022).
Informasi bocornya data itu telah tersebar di situs breached.to. Belakangan, situs ini juga menjadi pangkalan penyebaran data digital penduduk yang dibocorkan.
Baca Juga Makin Seram! Data Pribadi Presiden Jokowi dan Wapres Maruf Amin Diduga Bocor dan Dijual di Darkweb |
---|
Sebelumnya peretas yang membobol data registasi SIM Card dengan nama akun Bjorka mengatakan pada pada saluran Telegram miliknya, bahwa target selanjutnya adalah Presiden RI.
Adapun, kali ini Hacker yang membobol data dan menjualnya bukanlah Bjorka melainkan Poxaca. Dalam data yang diduga bocor tersebut, terdapat NIK, Nomer KK, NIK Orangtua dan Alamat. Data ini pun dijual seharga US$2.000 atau senilai Rp59,3 juta.
Belum lama ini pun Bjorka pada situs breached.to memberikan pesan kepada pemerintahan Indonesia terutama kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Pesan itu berjudul "My Message to Indonesian Government" atau Pesan Saya kepada Pemerintah Indonesia. Bjorka mengunggah tangkapan layar sebuah berita mengenai pesan Kominfo kepada peretas. Dia pun membalas untuk Kemenkominfo untuk berhenti menjadi idiot.
Catatan Redaksi:
Berita ini sudah mengalami perubahan judul dari sebelumnya: "KSP Soal Data Presiden dan Wapres Diduga Bocor: Tanyakan ke Kominfo".
Mohon maaf atas kekeliruan yang terjadi.