Bisnis.com, JAKARTA – Merah Putih Fund, modal venture joint venture milik badan usaha milik negara (BUMN) tengah menyiapkan putaran dana senilai US$300 juta atau Rp4,448 triliun akan selesai pada kuartal I/2023.
Dilansir dari Dealstreet Asia, Ketua PMO Merah Putih Fund Eddi Danusuputro mengatakan joint venture ini sudah memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Juli lalu dalam nama Dana Ventura Merah Putih Fund.
"Akan ada, putaran kedua sebesar US$300 juta lagi yang akan berakhir pada tahun 2024, setelah itu kami juga akan berusaha mencari dana ketiga lagi," ujar Eddi dikutip pada Kamis (25/8/2022)
Eddi pun menjelaskan pada putaran dana pertama ini hanya akan dikelola dari lima perusahaan modal ventura BUMN yang menjadi inisiator yaitu Mandiri Capital Indonesia, MDI Ventures milik Telkom, Telkomsel Mitra Inovasi, BRI Ventures, dan BNI Modal Ventura.
Pada putaran dana kedua, BUMN dan investor strategis lainnya bisa ikut dalam mengelola dana ini, dan pada putaran dana ketiga, akan dibuka untuk perusahaan swasta.
Dalam media sosial milik Chief Executive Officer BNI Ventures ini juga mengatakan Indonesia telah menciptakan lebih dari 10 unicorn. Tetapi, jika melihat kepemilikan saham unicorn ini, investor asing masih mendominasi.
“Ini karena investasi yang diberikan mereka lebih besar dari investor lokal,” ujar Eddi dikutip dari Linkedin, Rabu (24/8/2022).
Eddi menegaskan pemerintah tidak anti investasi asing. Sejauh ini, ia mengakui investasi yang diberikan asing lebih besar.
“Yang bisa kami lakukan adalah memperkuat [atau memperdalam] kantong investor lokal,” jelasnya
Eddi pun mengatakan dana ini akan dikelola bersama dan diinvestasikan kepada Soonicorns (segera menjadi unicorn) atau startup dengan valuasi US$200 juta sampa US$300 juta. Adapun dana yang dikucurkan Merah Putih Fund bagi startup berada di kisaran US$10 sampai US$50 juta.
Sektor fokus Merah Putih Fund kemungkinan besar adalah BUMN yang bergerak di segmen pangan, pertanian, dan keuangan. Nantinya, juga ada dana khusus untuk pertambangan, gas, dan energi.
“Kami sedang dalam tahap pengumpulan AUM [Asset Under Management ], semoga bisa mulai berinvestasi pada kuartal II/2023,” jelasnya.