Bisnis.com, JAKARTA - Pakar siber menilai data pelanggan PT PLN (Persero) dan IndiHome dari PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) yang diduga bocor bisa menjadi tanda-tanda kiamat keamanan digital di Tanah Air.
Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja menilai saat ini sebenarnya kebocoran data terjadi setiap hari tanpa disadari. Kebocoran data pada sebuah organisasi baik publik maupun swasta merupakan bukti atau cerminan bahwa kepemimpinan, kepedulian, tata kelola data dan kepatuhan sistem pengamanan yang kurang baik.
"Namun yang luar biasa adalah, bila data pelanggan dari perusahaan utilitas plat merah itu bocor, artinya kiamat [keamanan] digital," katanya, Senin (22/8/2022).
Dia berpendapat hal tersebut menjadi taruhan besar buat lembaga dan manajemennya karena yang bocor adalah Personal Identifiable Information (PII) atau data-data pribadi yang merupakan aset strategis dan penting dari organisasi tersebut.
Anehnya, sambung Ardi, makin kencang semua pihak di semua sektor berbicara tentang keamanan dan ketahanan siber, maka makin sering terjadinya insiden.
"Kita bicara tentang kebocoran data ini bukanlah kemarin, tetapi sudah dari 5-7 tahun belakangan," imbuhnya.
Secara terpisah, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha menyarankan dilakukan forensik digital untuk mengetahui celah keamanan mana yang dipakai hackers untuk menerobos data tersebut.
Bukan itu saja, menurutnya saat ini pemerintah juga harus gencar dan terus menerus menanamkan kesadaran akan pentingnya perlindungan data. Secara teknologi, misalkan dapat menggunakan enkripsi, sehingga kalaupun data bocor tetap masih terlindungi.
"Bila benar terbukti [adanya kebocoran data], mereka harus belajar dari berbagai kasus peretasan yang pernah menimpa banyak institusi dan lembaga pemerintah lainnya agar bisa lebih meningkatkan security awareness dan memperkuat sistem yang dimilikinya," tutur Pratama.