Bisnis.com, JAKARTA - Industri perusahaan rintisan atau startup sedang mengalami musim dingin atau startup winter seiring dengan munculnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga valuasi yang merosot.
Direktur Eksekutif Lippo Group sekaligus pendiri Venturra Capital John Riady memberikan saran kepada startup agar bisa bertahan di tengah kondisi tersebut.
Sejumlah startup tercatat telah melakukan PHK pada tahun ini. PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja misalnya melakukan reorganisasi yang berdampak pada PHK kurang dari 200 karyawan.
Startup teknologi edukasi (EduTech) Zenius juga mengumumkan adanya PHK terhadap 25 persen karyawannya atau lebih dari 200 karyawan. Hal ini dikarenakan dampak dari kondisi makro ekonomi yang saat ini terjadi.
Startup lainnya seperti JD.ID, Pahamify, Mamikos, Line, hingga Mobile Premier League juga turut melakukan PHK. Bahkan, ada startup yang menghentikan operasionalnya di Indonesia, seperti Beras.id.
Selain itu, sejumlah startup unicorn dan decacorn mengalami penurunan valuasi. John mengatakan reli saham teknologi global juga mulai memudar sejak akhir 2021 hingga sepanjang tahun berjalan 2022.
Bos Lippo Group itu menilai, situasi tersebut layak diakui sebagai badai yang menghempas usaha rintisan di hampir semua lini. Bahkan, startup winter tidak saja terjadi di Indonesia, tapi terjadi juga di pasar global.
Menurutnya, kondisi makro ekonomi yang masih melemah hingga goncangan geopolitik akibat ketegangan di Eropa dan Asia Timur menggoyahkan fondasi usaha rintisan. Pasalnya, kata John, usaha rintisan masih sangat membutuhkan likuiditas yang tebal sebagai kapital, serta stabilitas pasar.
Akan tetapi, John mengatakan bahwa startup winter hanya berlangsung sementara. Dia juga memberikan sejumlah saran agar startup bisa bertahan di tengah kondisi tersebut.
“Yang terpenting, usaha rintisan itu tetap memiliki prospek dan inovasi yang menjanjikan serta memberikan solusi,” kata John dalam siaran pers, Senin (15/8/2022).
Sebagai investor startup, John pun mengungkapkan bahwa hal terpenting dari startup adalah valuasi serta forecast future.
“Artinya, selama startup itu menawarkan solusi kepada masyarakat dan mengembangkan inovasi yang selalu relevan, maka startup akan tetap memiliki prospek cerah. Usaha rintisan seperti itu sudah bisa digambarkan melalui visi atau mimpi para founder-nya,” ungkap John.
Sekadar informasi, Lippo Group sejak 2015 sudah mulai menjadi investor startup melalui anak usahanya Venturra Capital. Portofolio bisnis rintisannya pun meliputi unicorn hingga berbagai startup seperti Ruangguru, OVO, Sociolla, hingga decacorn Grab.