Begini Cara Menyaksikan Puncak Hujan Meteor Perseid 13-14 Agustus

Szalma Fatimarahma
Sabtu, 13 Agustus 2022 | 15:55 WIB
Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengumumkan puncak hujan meteor Perseid akan terjadi pada 13 dan 14 Agustus 2022. JIBI/Bisnis-Nancy Junita @prantariksa_brin
Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengumumkan puncak hujan meteor Perseid akan terjadi pada 13 dan 14 Agustus 2022. JIBI/Bisnis-Nancy Junita @prantariksa_brin
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengumumkan puncak hujan meteor Perseid akan terjadi pada 13 dan 14 Agustus 2022.

Mengutip dari Instagram @prantariksa_brin, Peneliti Pusat Antariksa BRIN Andi Pangerang mengungkapkan bahwa fenomena ini akan terlihat di seluruh wilayah di Indonesia, dengan total jumlah meteor yang berbeda-beda pada masing-masing wilayahnya.

"Pada pukul 11 malam di Sabang (atau yang selintang) dan 1 malam di Pulau Rote (atau yang selintang) hingga 25 menit sebelum matahari terbit," tulis Andi dikutip dari Instagram @prantatiksa_brin, Sabtu (13/8/2022).

Perseid merupakan suatu peristiwa hujan meteor yang titik radiannya berasal dari konstelasi Perseus. Intensitas maksimum hujan meteor itu dapat mencapai angka 100 meteor per jam.

Andi menyebut, Perseid merupakan meteor yang berasal dari sisa debu komet 109P/Swifts-Tuttle, diperkirakan memiliki kecepatan sekitar 212.400/jam.

Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan, ditemukan adanya interfensi cahaya bulan yang berada di dekat zenit pada saat titik radian Perseid terbit.

Hal ini sempat menganggu proses pengamatan yang dilakukan terhadap Perseid, namun dia memastikan bahwa fenomena hujan meteor ini masih tetap dapat disaksikan dengan mata telanjang.

Untuk dapat menyaksikan fenomena hujan meteor Perseid yang lebih sempurna, Andi menyarankan masyarakat untuk sebelumnya dapat memastikan cuara yang cerah pada saat melakukan pengamatan, terbebas dari benda-benda yang menghalangi medan pandang, serta bebas dari polusi cahaya.

"Hal ini karena tutupan awan dan skala Bortle berbanding terbalik dengan intensitas meteor. Semakin besar tutupan awan dan skala Bortle, semakin berkurang pula intensitas meteornya," tutupnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper