Pabrik Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar AS, Ini Kata Elon Musk

Rahmi Yati
Jumat, 24 Juni 2022 | 16:23 WIB
Elon Musk, pendiri SpaceX dan chief executive officer Tesla Inc., saat tiba di acara penghargaan Axel Springer di Berlin, Jerman, belum lama ini/Bloomberg
Elon Musk, pendiri SpaceX dan chief executive officer Tesla Inc., saat tiba di acara penghargaan Axel Springer di Berlin, Jerman, belum lama ini/Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Elon Musk mengatakan pabrik baru Tesla di Jerman dan Amerika Serikat mengalami rugi miliaran dolar AS karena kekurangan baterai dan gangguan pasokan di China.

Dikutip dari BBC, Jumat (24/6/2022), bos Tesla itu menyebut pembatasan akibat pandemi Covid-19 di China tahun ini termasuk di Shanghai, salah satu pabrik besar perusahaan makin mempersulit pabrikan untuk beroperasi.

Bahkan dalam beberapa pekan terakhir, Musk telah memperingatkan akan adanya kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan.

"Baik pabrik Berlin dan Austin adalah tungku uang raksasa saat ini. Ini benar-benar seperti suara gemuruh raksasa, yang merupakan suara uang terbakar," kata Musk.

Dia menuturkan pabrik-pabrik tersebut saat ini telah kehilangan miliaran dolar. Ada banyak biaya yang diperlukan, tetapi hampir tidak ada output atau hasil produksi. Musk menyebutnya gigafactories, yakni perusahaan telah berjuang untuk meningkatkan produksi sejak pembatasan dibuka awal tahun ini.

"Pabrik Tesla di Austin saat ini memproduksi sejumlah kecil mobil, sebagian karena beberapa komponen untuk baterainya terjebak di pelabuhan China tanpa ada yang benar-benar memindahkannya," ujarnya.

Sebagai informasi, pihak berwenang di China memberlakukan lockdown terhadap sejumlah kota awal tahun ini sebagai respons atas lonjakan kasus Covid-19. Pembatasan ketat diberlakukan pada pergerakan orang dan material termasuk di pusat keuangan, manufaktur, dan pengiriman Shanghai.

Menurut Musk, penutupan Shanghai benar-benar berdampak buruk bagi Tesla. Pasalnya, pabrik terpaksa menghentikan sebagian besar produksinya selama beberapa pekan.

Sebagian besar pabrik itu bahkan akan ditutup lagi selama dua minggu bulan depan untuk perbaikan pekerjaan. Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan output, agar bisa mencapai target perusahaan untuk memproduksi 22.000 mobil setiap minggu.

Pekan lalu, perusahaan menaikkan harga seluruh jajaran mobilnya di AS hampir 5 persen, karena biaya bahan baku termasuk aluminium dan lithium naik. Pekan ini, Tesla berencana untuk melepaskan 3,5 persen dari tenaga kerja globalnya setelah sebelumnya mengatakan bahwa dia memiliki "perasaan yang sangat buruk" tentang ekonomi.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper