Zilingo Terancam Likuidasi di Tengah Fenomena PHK Startup

Rahmi Yati
Minggu, 19 Juni 2022 | 13:24 WIB
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Zilingo justru tercancam akan likuidasi di tengah fenomena badai PHK startup yang terjadi beberapa waktu belakangan ini.

Dewan komisaris platform e-commerce fesyen business-to-business (B2B), Zilingo dikabarkan akan menggelar pertemuan pada Senin (20/6/2022) dengan salah satu agenda utama likuidasi perusahaan.

"Para anggota dewan komisaris termasuk investor utama, Sequoia Capital, telah melakukan pembicaraan dengan beberapa buy out fund milik private equity yang berbasis di Amerika Serikat dan Singapura untuk kemungkinan likuidasi perusahaan," kata seorang sumber, dikutip dari Inc42, Minggu (19/6/2022).

Adapun dana pembelian adalah jenis dana ekuitas swasta dan biasanya hanya terbuka untuk investor kaya. Dana investasi berbentuk buy out fund biasanya mencari perusahaan yang sedang dalam kesulitan untuk diakuisisi dan kemudian dikelola serta dijual dengan harga lebih tinggi.

Pertemuan ini dilakukan di tengah meningkatnya tekanan dari kreditur Zilingo untuk pengembalian utang US$40 juta dari beberapa perusahaan modal ventura termasuk Varde Partners dan Indies Capital pada Juli 2021.

"Varde Partners telah menetapkan niatnya untuk melikuidasi aset perusahaan dan mengatur likuidasi. Ada juga keretakan antara Varde Partners dan Sequoia pada operasi bisnis dan prospek perusahaan," ujar sumber tersebut.

Sementara itu, seorang juru bicara Zilingo mengatakan kepada Inc42 bahwa pihaknya telah menunjuk seorang penasihat keuangan independen untuk menilai opsi terkait bisnis perusahaan. Dia memastikan akan memberikan informasi lebih lanjut bila sudah waktunya.

Di sisi lain, mantan CEO Zilingo Ankiti Bose yang memegang 8,5 persen saham di perusahaan itu, menolak berkomentar mengenai perkembangan tersebut.

Namun berdasarkan salinan laporan keuangan yang tidak diaudit, Zilingo telah sepenuhnya menutup operasi B2C-nya. Sektor tersebut hanya menyumbang 0,5 persen terhadap pendapatan bersih di FY2021 dan tidak diperhitungkan dalam proyeksi FY2022.

Berdasarkan catatan keuangan selama tiga tahun terakhir (2019-2021), tercatat kerugian kumulatif untuk perusahaan lebih dari US$430 juta, sedangkan total laba bersih selama tahun-tahun ini hanya US$285 juta. Meski begitu, perusahaan mengeklaim margin kontribusi positif di FY2021 sebesar US$4,1 juta.

Sebagaimana diketahui, Zilingo, yang beringsut menuju status unicorn dan dalam pembicaraan untuk menutup putaran pendanaan US$100 juta – US$150 juta awal tahun ini, telah melihat kekayaannya menyusut dengan cepat.

Pandemi Covid-19 memukul pendapatan perusahaan dengan cukup keras, dan valuasinya turun hampir 80 persen jadi hanya US$200 juta. Hal ini, secara alami berdampak pada Sequoia yang berinvestasi di perusahaan dengan penilaian U$970 juta pada 2019 selama putaran US$227 juta, dengan Sequoia sendiri menginvestasikan US$150 juta. Sequoia memegang 26,2 persen saham di pasar mode B2B.

“Perusahaan belum berjalan dengan baik di bidang bisnis dan hutang yang menumpuk telah menambah kekhawatirannya dengan tekanan dari kreditur. Keretakan antara Bose dan Sequoia's Singh memperburuk keadaan," kata sumber lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper