Bisnis.com, JAKARTA - Penggunaan teknologi 5G private network dinilai dapat jadi solusi produktivitas industri manufaktur. Pasalnya, teknologi ini memiliki latensi rendah yang bisa mendukung penggunaan internet of things (IoT) dan robotika dengan kontrol penuh oleh industri itu sendiri.
Direktur Telekomunikasi Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo Aju Widya Sari mengatakan sesuai dengan namanya, private network ini sifatnya khusus, sesuai dengan kebutuhan industri.
Mengingat use case atau industri satu dan lainnya memiliki kebutuhan berbeda, maka menurut Aju kebutuhan akan 5G private network juga akan berbeda, yakni dilihat dari bagaimana model bisnisnya.
"Kalau kita lihat dari sisi teknisnya, itu bisa dilakukan secara private karena memang ada beberapa sektor yang sangat memerlukan data mereka aman, standarnya bisa sesuai dengan yang mereka inginkan dan mereka juga sudah siap secara cost," ujarnya, Selasa (7/6/2022).
Terpisah, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan 5G memang punya peran yang cukup signifikan dalam beberapa industri terutama manufaktur.
Sebab, lanjutnya, bila bandwidth makin besar dan akses internet makin cepat, akan mampu mendorong IoT dan mempercepat revolusi industri 4.0.
"Dalam konteks industri manufaktur, banyak alat terhubung ke dalam internet bahkan penyelesaian beberapa proyek atau desain produk banyak menggunakan kecepatan internet. Jadi internet ini merupakan infrastruktur yang signifikan atau fundamental untuk mendukung dari industri 4.0," tutur Bhima.
Dengan begitu, dia menilai kehadiran teknologi 5G khususnya di kawasan-kawasan industri manufaktur memang sangat dibutuhkan.
Meski terbilang teknologi baru, Bhima yakin ketika dipakai industri, teknologi 5G ini bisa mendorong efisiensi biaya produksi, proses operasional dan bahkan menguntungkan industri tersebut.
"Sebab dengan 5G, mereka bisa mendorong desain produk dengan cepat dan realtime atau sesuai dengan kebutuhan customernya," imbuhnya.