Telkom (TLKM) Dapat Untung dari Investasi di GOTO, Kok Bisa?

Anitana Widya Puspa
Minggu, 29 Mei 2022 | 19:57 WIB
Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah (tengah) berbincang dengan Direktur Sales Sukardi Silalahi (kiri) dan Direktur Network Bob Apriawan sebelum penjelasan tentang jaringanTelkomsel Siaga, di Denpasar, Bali, Selasa (30/4/2019) malam./Bisnis-Endang Muchtar
Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah (tengah) berbincang dengan Direktur Sales Sukardi Silalahi (kiri) dan Direktur Network Bob Apriawan sebelum penjelasan tentang jaringanTelkomsel Siaga, di Denpasar, Bali, Selasa (30/4/2019) malam./Bisnis-Endang Muchtar
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) kembali memberikan penjelasan terkait keputusan entitas anaknya, Telkomsel untuk melakukan investasi lewat kepemilikan saham di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).

Menurut Direktur Utama PT Telkom Ririek Adriensyah, kebijakan Grup Telkom melakukan pembelian saham GOTO tidak hanya mempertimbangkan aspek capital gain atau loss (untung dan rugi). Kata Ririek, investasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek yang lebih luas lagi. Salah satunya adalah soal potensi sinergi.

Sinergi tersebut pula yang kemudian diklaim Ririek menguntungkan Grup TLKM dalam hal penetrasi bisnis intinya.

Dia mencontohkan kondisi di mana Grup Telkom memperoleh pendapatan senilai Rp473 miliar khusus dari pelanggan baru mitra pengemudi Gojek, salah satu layanan besutan GOTO pada 2021. Pemasukan dari segmen mitra pengemudi ini, menurut Ririek, akan sulit didapat seandainya tidak terjalin sinergi dan kolaborasi antara perusahaannya dengan GOTO.

"Potensi sinergi value dengan GoTo justru lebih besar dari nilai yang sudah diinvestasikan Grup Telkom," papar Ririek dalam keterangannya, dikutip Minggu (29/5/2022).

Berkat keputusan manajemen untuk berinvestasi di Gojek pada November 2020, Telkomsel selaku kepanjangan tangan GOTO juga relatif mendapat harga saham GoTo yang lebih murah dibandingkan belasan investor global yang masuk saat pre-IPO fundraising pada akhir 2021.

Sebagai catatan, Telkomsel berinvestasi di Gojek senilai US$150 juta pada November 2020. Investasi dalam bentuk obligasi konversi dan opsi saham sebesar US$300 juta itu memberikan opsi saham GoTo kepada Telkomsel di harga Rp270 per saham.

Pada Mei 2021, Gojek merger dengan Tokopedia dan melahirkan GoTo. Aksi korporasi ini membuat Telkomsel mengkonversikan obligasinya dan melakukan exercise saham GOTO di harga Rp270 per saham senilai USD450 juta. Merger Gojek-Tokopedia menyebabkan meningkatnya minat investor untuk berinvestasi di GoTo.

Besarnya minat investor terhadap saham GoTo benar-benar terbukti saat pendanaan pra-IPO yang berakhir di bulan November-Desember 2021.

Sejumlah investor besar dunia ikut memasukkan penawarannya. Hasilnya, dana yang berhasil diraih pada Pra-IPO GoTo total mencapai sekitar US$1,4 miliar. Saat Pra-IPO tersebut, valuasi GoTo sudah mencapai sekitar Rp375 per saham. Harga itu 39 persen lebih tinggi daripada harga konversi saham Telkomsel di GoTo sebesar Rp270 per saham.

Dari proses pra-IPO itu terlihat bahwa investor asing yang berinvestasi ke GoTo berani membayar 39 persen lebih mahal daripada harga yang diperoleh Telkomsel. Ini diklaim menjadi sinyal bahwa Telkomsel sudah memiliki perhitungan dan perencanaan yang baik saat masuk ke Gojek di tahun 2020.

Beberapa investor kenamaan yang masuk pada saat Pra-IPO fundraising diantaranya adaah Institusi terkait pemerintahan/sovereign wealth fund (SWF). Seperti ADIA dari Uni Emirat Arab, serta GIC dan Temasek dari Singapura.

Selain itu sejumlah pemodal besar lainnya seperti Permodalan Nasional Berhad (Malaysia), Khazanah (Malaysia), Tencent, Fidelity, Google, Ward Ferry, SeaTown, Primavera dan Avanda juga ikut berpartisipasi masuk menjadi investor GoTo lewat Pre-IPO.

Ketika akhirnya GoTo IPO pada 11 April 2022 di harga Rp338 per saham, harga itu tetap lebih tinggi daripada harga konversi saham Telkomsel. Keputusan investasi Telkomsel di GoTo dinilai sangat strategis dan terbukti menguntungkan sejak awal. Apalagi bisnis Telkom dan Telkomsel dapat mengoptimalkan ekosistem digital milik GoTo.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper