MLFF Diterapkan Akhir 2022 di Jalan Tol, Infrastruktur Telekomunikasi Mendukung?

Rahmi Yati
Senin, 23 Mei 2022 | 20:07 WIB
Sejumlah mobil memasuki gerbang tol Pondok Ranji di Tangerang Selatan, Banten, Minggu (15/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Sejumlah mobil memasuki gerbang tol Pondok Ranji di Tangerang Selatan, Banten, Minggu (15/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kesiapan infrastruktur telekomunikasi jadi faktor penting yang harus dikaji seiring rencana implementasi sistem transaksi tol nontunai nirsentuh atau Multi Lane Free Flow di jalan tol (MLFF) yang akan dilakukan secara bertahap di beberapa ruas jalan tol pada akhir 2022.

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan layanan tol sesungguhnya bukan hanya di pintu tol, tetapi utamanya di jalan tol itu sendiri. Jadi, jangan sampai tidak adanya sinyal ponsel jadi kendala ketika pengendara melewati pintu tol tersebut.

"Perlu dipastikan infrastruktur mendukung. Sebab jika terkait ponsel, maka sinyal internet harus tersedia dan baik. Jangan sampai sinyal tidak ada kemudian jadi kendala ketika melewati pintu tol," kata Heru, Senin (23/5/2022).

Menurutnya, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) harus mengkaji kesiapan infrastruktur sebelum sistem tersebut akhirnya diberlakukan.

Bukan itu saja, kemungkinan terjadinya kemacetan yang panjang dan lama seperti arus mudik dan arus balik Lebaran beberapa waktu lalu atau saat waktu-waktu padat pada pagi dan sore hari di sekitar Jabodetabek juga patut dicarikan solusinya.

"Jika ingin menggunakan metode baru, perlu diujicoba di pintu tol tertentu lebih dulu. Sebab kalau tiba-tiba semua diganti dan kemudian problem, akan menimbulkan masalah baru tentunya," ujar Heru.

Senada, Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional (Mastel) Sigit Puspito Wigati Jarot berharap penerapan sistem MLFF ini bisa mengurangi kemacetan di jalan tol, terutama yang disebabkan oleh antrean pembayaran.

Namun begitu, menurutnya keberadaan dan kondisi sinyal yang baik harus dipastikan. Terlebih, lokasi jalan tol sudah jelas dan tetap tidak berubah-ubah.

"Jadi secara teknis terkait sinyal bisa dikondisikan agar kualitasnya baik. Risiko gangguan wajar jika tetap ada, dan itu bisa dikalkulasi dengan baik dan diantisipasi, sehingga tidak banyak mengganggu ketika kejadian," ujar Sigit.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit menyebut saat ini tengah dilakukan pengembangan atas infrastruktur sistem transaksi tol nontunai nirsentuh berbasis MLFF tersebut.

Adapun, pengembangan dilakukan baik dari sisi perangkat lunak maupun perangkat keras yang saat ini dikembangkan oleh Badan Usaha Pelaksana (BUP) Sistem MLFF.

Menurut Danang, dengan adanya penerapan teknologi transaksi MLFF yang akan diterapkan di jalan tol di Indonesia ini, nantinya pengendara selaku pengguna jalan tidak perlu lagi berhenti di gerbang tol apalagi mengantre tapping kartu uang elektronik saat melakukan pembayaran.

Implementasi sistem transaksi tol nontunai nirsentuh berbasis MLFF ini, imbuhnya, akan dilakukan secara bertahap di beberapa ruas jalan tol. Untuk tahap awal, dimulai dengan masa transisi pada beberapa ruas jalan tol, di mana sebagian gardu pada setiap gerbang tol masih dapat menggunakan kartu tol elektronik.

Nantinya, teknologi yang diterapkan pada MLFF yaitu menggunakan Global Navigation Satelit System (GNSS), yakni sistem yang memungkinkan melakukan transaksi melalui aplikasi di smartphone dan dibaca melalui satelit.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper