Bisnis.com, JAKARTA - Komisi Nasional Disabilitas hari ini resmi bergabung dengan program Microsoft Enabler, sebuah inisiatif yang menyatukan organisasi nirlaba, mitra pemberi kerja dan penyandang disabilitas di Asia Pasifik untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif.
Komisioner Komisi Nasional Disabilitas Eka Prastama mengatakan layanan disabilitas merupakan bagian dari penilaian martabat bangsa. Dengan begitu, sudah seharusnya peraturan dan regulasi yang ada dirasakan oleh masyarakat khususnya penyandang disabilitas.
"Komisi Nasional Disabilitas ini salah satu kendaraan yang independen dan struktural yang bisa mempercepat hilangnya gap-gap kesenjangan, kemudian juga stigma dan ketidakadilan yang dirasakan oleh disabilitas di seluruh Indonesia," ujarnya dalam acara "Accessibility Indonesia Forum 2022" yang diadakan Bisnis Indonesia, Rabu (18/5/2022).
Menurutnya, pemanfaatan teknologi bisa jadi skill barrier bagi disabilitas. Dengan kemudahan teknologi, mereka bisa mengakses pendidikan, mendapatkan pekerjaan, bahkan menjual sesuatu.
Dia menilai teknologi punya peran yang sangat besar untuk mengatasi kesenjangan daerah dengan perkotaan dan kesenjangan antara disabilitas dengan non-disabilitas.
"Saya pikir teknologi seperti yang dikembangkan Microsoft itu bisa sangat membantu teman-teman untuk melakukan banyak hal dan sangat berdampak pada ekonomi dan saya pikir pemerintah juga harus memberikan contoh ke depan bagaimana untuk teman-teman yang sudah punya potensi skill itu bisa diberdayakan dan dimanfaatkan bersama-sama sekecil apapun," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Presiden Bagian Sosial Angkie Yudistia mengungkapkan bahwa pemerintah membentuk Komisi Nasional Disabilitas pada 2021 sebagai lembaga independen yang diharapkan mewujudkan implementasi Undang-undang No.8/2016 tentang Penyandang Disabilitas.
Lembaga ini, lanjutnya, diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mengawasi semua pihak baik pemerintah maupun swasta agar penyandang disabilitas yang berjumlah kurang lebih 22,9 juta ini punya rumah atau wadah yang bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan kesetaraan.
"Pemerintah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan perhatian dan komitmen untuk penyandang disabilitas," ucapnya.
Adapun Indonesia jadi negara ke-7 yang berpartisipasi dalam program Microsoft Enabler. Program ini merupakan bagian dari kolaborasi dengan Komisi Nasional Disabilitas yang bekerja sama dengan Difalink untuk mempermudah pertemuan antara penyandang disabilitas dengan organisasi pemberi kerja.
Program Microsoft Enabler sendiri diluncurkan sejak 2020 dan jadi pionir bagi lingkungan kerja inklusif untuk penyandang disabilitas di seluruh kawasan Asia Pasifik dengan memungkinkan lingkungan kerja yang bebas hambatan dan lebih beragam.
Perusahaan yang berkomitmen dengan inisiatif ini akan mendapatkan pelatihan dari organisasi nirlaba untuk menjadi pemberi kerja inklusif, dan bisnis-bisnis ini akan menyediakan program job shadowing, magang, mentoring dan kesempatan kerja di bidang teknologi bagi penyandang disabilitas yang telah diidentifikasi oleh organisasi nirlaba tersebut.
Microsoft akan menyiapkan pelatihan Cloud dan kecerdasan buatan (AI), serta platform yang dibutuhkan untuk berkolaborasi menuju masa depan yang inklusif bagi setiap orang.
Program ini sebelumnya telah dimulai di Korea, Selandia Baru, Srilanka yang bergabung dengan Singapura, Filipina dan Thailand.