Dibanding Elon Musk, Twitter Lebih Baik Dibeli Jeff Bezos. Kok Bisa?

Rahmi Yati
Kamis, 12 Mei 2022 | 12:09 WIB
Logo Twitter. /Reuters-Kacper Pempel
Logo Twitter. /Reuters-Kacper Pempel
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pakar media sosial sekaligus CEO Suryadhamma Investama Eddy Yansen menilai Twitter lebih baik dibeli pengusaha yang juga pendiri Amazon Jeff Bezos dibandingkan bos Tesla Elon Musk.

Menurutnya, Elon Musk bisa saja memanfaatkan data konsumen yang ada di Twitter untuk kepentingan bisnisnya, tetapi masih dalam koridor hukum. Di sisi lain, data tersebut bisa sangat berperan bagi Amazon khususnya untuk sektor e-commerce.

"Apalagi sampai titik ini, belum ada kegunaan strategis data Twitter untuk Elon Musk. Akan berbeda halnya bila pembelinya adalah Jeff Bezos, pemilik Amazon.com yang jelas data Twitter bisa banget berperan dalam e-commerce," kata Eddy, Kamis (12/5/2022).

Bukan itu saja, dia menyebut Twitter bukanlah platform media sosial yang memiliki nilai strategic integration baik vertikal maupun horizontal terhadap usaha Elon Musk seperti Tesla dan SpaceX.

Dibandingkan dengan Twitter, sambung Eddy, perusahaan teknologi konsumen seperti Microsoft dan SalesForce justru memiliki nilai strategi yang jauh lebih baik.

Bahkan dia menambahkan, berkaca dari laporan keuangan Twitter selama lima tahun terakhir, perusahaan tidak pernah mencapai kestabilan pendapatan dan EBITDA-nya cenderung turun tiap tahunnya.

"Sedangkan Elon Musk sendiri bukanlah wajah yang familiar di industri media, sehingga tentu bukanlah hal mudah baginya untuk membalikkan kondisi Twitter seperti harapannya," imbuh Eddy.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Elon Musk telah menandatangani kesepakatan untuk mengakuisisi Twitter Inc. senilai US$44 miliar atau setara Rp633 triliun. Bahkan, bos Tesla itu sudah punya beberapa rencana besar untuk platform tersebut.

Elon Musk ingin meningkatkan jumlah pengguna bulanan Twitter dari 217 juta pada akhir 2021 jadi hampir 600 juta pada 2025. Dia bahkan ingin melipat gandakan jumlah pengguna bulanan jadi 931 juta pengguna pada 2028. Jumlah itu lebih dari empat kali lipat pengguna bulanannya dalam enam tahun ke depan. 

Elon Musk juga menyebutkan bahwa Twitter akan memiliki layanan berbayar dalam bentuk berlangganan. Dia ingin memiliki 104 juta pelanggan untuk layanan yang namanya masih disamarkan menjadi kode ‘X’.

Sejalan dengan target tersebut, dia memasang target bahwa pendapatan tahunan (annual revenue) Twitter berada di angka US$26,4 miliar atau sekitar Rp382,7 triliun pada 2028. Target ini lebih tinggi US$5 miliar dibandingkan tahun lalu. 

Guna mencapai target tersebut, Elon Musk juga ingin mendiversifikasi cara Twitter menghasilkan uang secara signifikan. Saat ini, iklan menyumbang sekitar 90 persen dari pendapatan Twitter, Musk ingin memangkasnya menjadi sekitar 45 persen pada 2028.

Dia memprediksi bahwa pendapatan dari iklan akan mencapai US$12 miliar dan pendapatan berlangganan di kisaran US$10 miliar. Dengan begitu, Twitter membutuhkan lebih banyak pengguna untuk mencapai target tersebut. Elon Musk memprediksi ada sekitar 69 juta pengguna Twitter Blue di 2025 dan 159 juta pada 2028.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper