Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama PT Telkom Indonesia telah menyiapkan jaringan alternatif untuk mitigasi gangguan SKKL Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) milik Telkom rute Merauke-Timika.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan dalam beberapa pekan terakhir, telah terjadi dua kali gangguan SKKL atau jaringan kabel serat optik di Indonesia. Pertama gangguan terhadap SKKL Jakarta-Surabaya, dan kedua, jaringan fiber optic Sulawesi, Maluku, Merauke sampai ke Timika.
"Gangguan ini sedang dilakukan mitigasi apa penyebabnya,” kata Johnny dalam konferensi pers daring, dikutip Rabu (11/5/2022).
Menurut Johnny, gangguan SKKL ini akan memengaruhi kualitas layanan telekomunikasi dan berdampak terhadap kualitas layanan akses internet di wilayah Papua. Apalagi, saat terjadi gangguan SKKL Merauke-Timika, kapasitas kebutuhan trafik diperkirakan sebesar 42 GB.
Kemenkominfo dan PT Telkom Indonesia telah menyiapkan jaringan alternatif sebagai langkah mitigasi. Recovery dilakukan dengan memanfaatkan back up link sebesar 3,25 GB, dari Palapa Ring sebesar 1,25 GB dan satelit sebesar 2 GB.
Lebih lanjut Johnny menuturkan, jaringan tulang punggung telekomunikasi di Indonesia dibangun melalui jaringan kabel serat optik, salah satunya melalui SKKL.
Namun sayangnya, sambung Menkominfo, kondisi geografis dan topografi Indonesia jadi tantangan tersendiri dalam pembangunan serta pemeliharaan jaringan kabel serat optik nasional tersebut.
“Untuk membangunnya saja bukan hal yang mudah, pemeliharaannya juga bukan hal yang mudah dan gampang, karenanya perlu kesigapan apabila terjadi gangguan di jaringan tulang punggung nasional kita,” ucapnya.
Senada, Direktur Network dan IT Solution PT Telkom Herlan Wijanarko menuturkan kondisi geografis jadi tantangan tersendiri dalam membangun dan memelihara konektivitas di Indonesia.
Dia menyebut, total ada 178.000 km jaringan fiber optik dan jaringan domestik sepanjang 124.000 km. Sementara itu, ada banyak potensi gangguan karena kondisi geografis, jalur gunung berapi bawah laut dan juga longsor bawah laut serta kegiatan nelayan di laut dangkal yang bisa membuat gangguan kabel akibat kapal dan jangkar.
"Mengenai gangguan SKKL Merauke-Timika, kemungkinan terjadi di jarak 270 km lepas pantai Merauke di kedalaman sekitar 60 meter,” imbuh Herlan.