Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memastikan bahwa sejumlah aplikasi Azan dan Salat yang sebelumnya diduga mencuri data pengguna terbukti memiliki fitur-fitur yang dapat melanggar prinsip perlindungan data pribadi.
Juru Bicara Kemenkominfo Dedy Permadi mengaku telah melakukan penelusuran, pendalaman, dan investigasi terkait dengan keberadaan aplikasi-aplikasi yang dimaksud.
"Hasilnya, bahwa aplikasi-aplikasi tersebut memang memiliki fitur-fitur yang berpotensi dapat melanggar prinsip dalam perlindungan data priibadi," kata Dedy dalam sebuah tayangan video, Jumat (22/4/2022).
Berdasarkan hasil temuan tersebut, dia menegaskan bahwa Kemenkominfo telah berkomunikasi dan menyampaikan secara resmi kepada para penyelenggara sistem elektronik (PSE) yang merupakan pengampu dari aplikasi-aplikasi itu untuk segera menutup fitur-fitur tersebut.
Kemenkominfo, sambung Dedy, telah secara tegas menyampaikan kepada pihak-pihak yang terkait bahwa mereka harus segera melakukan perbaikan sistem dan juga memperbaiki tata kelola di aplikasi mereka.
"Aplikasi tersebut memiliki potensi untuk melanggar prinsip perlindungan data pribadi karena di dalamnya terdapat fitur yang memungkinkan akses identitas perangkat, akses daftar kontak perangrat, aktivasi lokasi secara otomatis, sampai dengan melihat koneksi sambungan WiFi pengguna tanpa izin," terangnya.
Sebelumnya, aplikasi Azan dan Salat kedapatan bisa mencuri data pribadi pengguna. Hingga saat ini ada 10 juta pengguna yang telah mengunduhnya. Demikian informasi yang dikeluarkan oleh Polda Metro Jaya melalui akun resmi Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.
"Waspada aplikasi salat dan azan pencuri data. Beredar di Play Store diunduh 10 juta pengguna," demikian peringatan akun @siberpoldametrojaya.
Akun tersebut mengatakan bahwa peringatan itu dikeluarkan setelah peneliti keamanan AppCencus menemukan aplikasi yang mengandung software development kit (SDK) yang ditanamkan untuk mengambil data sensitif dari ponsel pengguna. Bahkan, SDK ini disebut sebagai malware oleh peneliti.
Adapun data pengguna yang dicuri berupa nomor telepon, alamat email, informasi IMEI, data GPS, dan SSID router. Bukan itu saja, beberapa aplikasi lainnya juga bisa melacak lokasi pengguna.
Adapun, 11 daftar aplikasi yang terindikasi mencuri data pribadi:
Speed Camera Radar - 10 juta download
Al-Moazin Lite (Prayer Times) - 10 juta download
WiFi Mouse(remote control PC) - 10 juta download
QR & Barcode Scanner - 5 juta download
Qibla Compass - Ramadan 2022 - 5 juta download
Simple weather & clock widget - 1 juta download
Handcent Next SMS-Text w/MMS - 1 juta download
Smart Kit 360 - 1 juta download
Al Quran Mp3 - 50 Reciters & Translation Audio - 1 juta download
Full Quran MP3 - 50+ Languages & Translation Audio - 1 juta download
Audiosdroid Audio Studio DAW - Apps on Google Play - 1 juta download