11 Aplikasi Azan dan Salat Curi Data, Google Play Store Tak Aman?

Rahmi Yati
Jumat, 22 April 2022 | 14:06 WIB
Google play store/ilustrasi
Google play store/ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Polda Metro Jaya baru-baru ini menemukan 11 aplikasi azan dan salat di Google Play Store yang mencuri data penggunanya. Adapun data yang dicuri yakni GPS, nomor telepon, alamat email, hingga kata sandi.

Pengamat keamanan siber dari Vaksincom Alfons Tanujaya mengatakan aplikasi resmi di Play store tidak bisa dijamin aman, karena aplikasi yang hari ini terbukti aman dan tidak melakukan aksi jahat jika melakukan update bisa diubah melakukan aksi mencuri data, memata-matai penggunanya, key logging atau screen capture.

"Hal ini sangat sulit terdeteksi pengguna aplikasi jika dijalankan dengan hati-hati oleh pembuat aplikasi. Hal ini hanya akan terdeteksi jika trafik dan detail aplikasi ini diamati dengan seksama dengan tools monitoring khusus," katanya, Jumat (22/4/2022).

Alfons menilai harus ada institusi yang mengawasi hal ini. Dia berharap pemerintah memegang peranan atau mengambil inisiatif melakukan pengecekan atas semua aplikasi seperti apa saja hak akses yang diminta atau apakah hak akses ini relevan dengan fungsi aplikasinya.

Bukan itu saja, menurutnya juga perlu dilakukan pengecekan secara berkesinambungan mengenai fakta apakah aplikasi tersebut benar melakukan fungsinya dan tidak melakukan pencurian data.

"Pemerintah atau pengembang aplikasi swasta juga bisa mengambil inisiatif membuat aplikasi yang populer dan berguna untuk masyarakat seperti aplikasi azan dan hal ini akan membuat tenang masyarakat karena menggunakan aplikasi yang dibuat oleh pengembang Indonesia," tutupnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, aplikasi azan dan salat kedapatan bisa mencuri data pribadi pengguna. Hingga saat ini ada 10 juta pengguna yang telah mengunduhnya. Demikian informasi yang dikeluarkan oleh Polda Metro Jaya melalui akun resmi Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.

"Waspada aplikasi salat dan azan pencuri data. Beredar di Play Store diunduh 10 juta pengguna," demikian peringatan akun @siberpoldametrojaya.

Akun tersebut mengatakan bahwa peringatan itu dikeluarkan setelah peneliti keamanan AppCencus menemukan aplikasi yang mengandung software development kit (SDK) yang ditanamkan untuk mengambil data sensitif dari ponsel pengguna. Bahkan, SDK ini disebut sebagai malware oleh peneliti.

Adapun data pengguna yang dicuri berupa nomor telepon, alamat email, informasi IMEI, data GPS, dan SSID router. Bukan itu saja, beberapa aplikasi lainnya juga bisa melacak lokasi pengguna.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper