Bisnis.com, JAKARTA - New Energy Nexus (NEX), melalui Indonesia 1 Fund dan Smart Energy Grants, memberikan pendanaan kepada empat startup energi bersih. Inisiatif ini diklaim sebagai bagian dari dukungan NEX Indonesia untuk menjembatani kesenjangan pendanaan bagi startup yang bergerak di sektor energi bersih di Indonesia.
Dua perusahaan yang menerima pendanaan dan telah ditambahkan ke dalam portofolio Indonesia 1 Fund adalah Synergy Efficiency Solutions (SES) yang merupakan perusahaan efisiensi energi, dan SWAP Energi, sebuah startup yang bergerak di bidang e-mobility.
Selain itu, Indonesia 1 Fund juga melakukan investasi bersama dengan East Ventures, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (Saratoga), dan Schneider Electric untuk melakukan investasi lanjutan kepada startup solar PV, Xurya, dalam putaran Seri A senilai US$ 21,5 juta. Pendanaan ini merupakan pendanaan Seri A terbesar yang diterima untuk startup energi bersih di Indonesia.
Program Director di New Energy Nexus Indonesia Diyanto Imam menyebut, perusahaan melihat peluang yang luar biasa bagu startup energi bersih dan inovasi iklim di Indonesia untuk dapat melakukan revolusi di sektor ini.
"Mengingat bahwa saat ini Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil, tetapi jika kita mendukung dan memberdayakan startup energi bersih dan bisa berkontribusi pada perkembangan investasi dalam sektor ini, kita dapat mempercepat transisi energi bersih, dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja,” ujarnya dalam rilis, Rabu (30/3/2022).
Diyanto mengatakan, tujuan perusahaan saat ini adalah untuk menjembatani kesenjangan pendanaan tahap awal bagi startup energi bersih di Indonesia. Oleh karena itu, sejak 2019 perusahaan telah memberikan pendanaan kepada 16 startup melalui Smart Energy Grants dan Indonesia 1 Fund.
"Tujuan kami adalah untuk mempercepat transisi energi bersih Indonesia, dan mendukung komitmen Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim," ujarnya.
Sementara itu, menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan hingga 400.000 MegaWatt (MW), dengan target utama melalui tenaga surya dan tenaga air.
Adapun, Managing Director Xurya Daya Indonesia Eka Himawan menyebut, sampai dengan akhir 2021, Xurya telah memasang 57 Pembangkit Listrik Tenaga Surya. "Dengan pendanaan Seri A, kami bertujuan untuk mempercepat transisi energi di Indonesia dengan lebih banyak berinvestasi pada pengembangan teknologi dan sumber daya manusia,” Ujarnya.
CEO SES Steve Piro menyebut, perusahaannya senang dapat mengikuti program akselerator Nexus dan menjadi mitra strategis Nexus. SES berencana untuk memanfaatkan jaringan klien dan investor Nexus serta memanfaatkan kemitraan ini untuk menjalankan strategi perusahaan.
"Kami mendapatkan pendanaan dari Indonesia 1 Fund bersama dengan SEACEF, untuk investasi ini," jelas Steve.
Di sisi lain, Pendiri & CEO SWAP Irwan Tjahaja menyebut, NEX selalu menjadi pendukung dalam hal pembinaan dan pendanaan. Dengan partisipasi investasi NEX dalam pendanaan putaran Seri Pra-A, SWAP Energi akan mempercepat adopsi kendaraan listrik dan mendukung pemerintah Indonesia untuk mencapai target pengoperasian 13 juta sepeda motor listrik pada 2030 mendatang.
Dipimpin oleh Kejora-SBI Orbit Indonesia 1 Fund telah melakukan investasi bersama dengan investor lain seperti Baramulti Group, Living Lab Ventures (terafiliasi dengan Sinar Mas Group), investor korporasi strategis maupun investor high net worth untuk Swap Energy.
Selain Indonesia 1 Fund, New Energy Nexus Indonesia juga memobilisasi dana hibah melalui Smart Energy Grants. Program ini bertujuan untuk mendukung startup pada tahap prototyping dan membantu mereka untuk memvalidasi ide bisnis mereka.
Per Desember 2021, New Energy Nexus Indonesia memberikan dana hibah untuk sembilan startup energi bersih dan inovasi perubahan iklim.
Sementara itu, startup Powerchain, sebuah perusahaan berbasis IoT, adalah penerima Smart Energy Grant dalam periode ini untuk proyek percontohan terbarunya bernama "Konde", sebuah produk lampu pintar LED yang dirancang untuk penerangan jalan (Lampu Penerangan Jalan Umum).
CEO Powerchain Yayan Santoso menyebut, dengan dana Smart Energy Grants yang diterima Powerchain, perusahaan berharap menjadi batu loncatan untuk memperluas pasar. "Salah satunya dengan memulai proyek yang kami targetkan dapat mencapai 14 ribu instalasi sistem pencahayaan pintar di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara Barat pada 2022," jelasnya.
Adapun dengan semua pendanaan tersebut NEX mengklaim dapat membantu startup untuk mengembangkan produk/layanan inovatif, memperluas pasar mereka, dan menghasilkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang kuat. Hal itu diklaim sejalan dengan tujuan pemerintah Indonesia untuk mencapai 23 persen sumber energi terbarukan pada 2025.
Sebagai informasi, New Energy Nexus (NEX) adalah organisasi internasional yang mendukung startup energi bersih dengan pendanaan, program akselerasi, dan jaringan.
Berawal di California, NEX telah menjalankan program di Indonesia, Cina, India, Asia Tenggara, dan Afrika Timur. Sejak 2019, New Energy Nexus Indonesia telah membantu 60 startup melalui program inkubasi dan akselerasi melalui Smart Energy Program.