Bisnis.com, JAKARTA - Keberadaan platform digital dinilai sebagai alternatif bagi masyarakat saat Ramadan karena naiknya bahan kebutuhan di pasar konvensional.
Peneliti ekonomi digital Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut, permintaan untuk barang kebutuhan pokok akan meningkat saat Ramadhan. Kemudian, kenaikan permintaan akan mendorong kenaikan harga kebutuhan pokok.
"Menurut saya dengan kenaikan harga tersebut, sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh para platform pemasok kebutuhan pokok dan juga e-commerce," ujarnya, Selasa (29/3/2022).
Menurut Huda, dengan kenaikan harga yang terjadi, masyarakat diberikan pilihan dengan mengakses ke pasar alternatif, yaitu pasar online atau ke pedagang yang tergabung dalam jaringan startup pemasok kebutuhan pokok seperti Dagangan dan GudangAda.
Dia menambahkan, jika platform-platform tersebut mampu memberikan barang dagangan dengan harga yang lebih murah dibandingkan pasar tradisional, maka akan jadi keuntungan bagi platform tersebut.
"Makin banyak pelanggan yang artinya akan makin menaikkan nilai valuasi startup, alhasil investor akan tertarik dengan mereka," jelas Huda.
Menurut Huda, salah satu kelebihan platform pemasok kebutuhan pokok adalah tidak adanya distributor yang biasanya memasang harga yang tinggi di saat Ramadan.
"Saya rasa kolaborasi dengan pedagang perlu diperluas untuk mencapai skala usaha yang lebih besar sehingga biaya bisa lebih ditekan dan memunculkan alternatif baru masyarakat dalam memperoleh barang kebutuhan pokok dengan harga yang lebih murah," ujar Huda.
Sementara itu, survei Populix tentang Tren Belanja Online Saat Ramadan dan Jelang Lebaran (Ramadhan, April 2021) menyebut, 93 persen responden belanja saat Ramadhan dan untuk kebutuhan lebaran secara online.
Adapun aplikasi e-commerce yang paling sering digunakan untuk belanja online adalah Shopee 90 persen, Tokopedia 41 persen, dan Lazada 30 persen.