Atsi Usul Pertimbangan Harga Dasar Lelang Frekuensi 700 MHz

Rahmi Yati
Selasa, 15 Maret 2022 | 08:19 WIB
Teknisi memeriksa perangkat BTS (Base Transceiver Station) di dekat jalan tol Trans Jawa, Ngawi, Jawa Timur, Minggu (12/5/2019)./ANTARA-Nando
Teknisi memeriksa perangkat BTS (Base Transceiver Station) di dekat jalan tol Trans Jawa, Ngawi, Jawa Timur, Minggu (12/5/2019)./ANTARA-Nando
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (Atsi) berpendapat bahwa harga spektrum frekuensi 700 MHz seyogyanya ditawarkan dengan mempertimbangkan kesehatan industri dan kontribusi pendapatan negara secara berimbang.

Direktur Eksekutif Atsi Syachrial Syarif menyebut penetapan harga dasar akan mempengaruhi biaya spektrum secara keseluruhan atas pita frekuensi hasil lelang.

"Pita frekuensi 700 MHz ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh operator untuk menggelar jaringan 5G, oleh karenanya lebih baik harga dasarnya murah saja, sehingga kemudian Biaya Hak Penggunaan [BHP] spektrumnya tidak mahal," kata Syachrial, Senin (14/3/2022).

Dengan begitu, menurutnya, pemenang lelang dapat segera menggelar jaringan karena adanya kecukupan dana investasi.

Pasalnya, lanjut Syachrial, pertimbangan operator untuk terlibat dalam lelang tidak hanya pada harga spektrum. Strategi jangka panjang dan kesesuaian dengan konfigurasi jaringan eksisting juga mempengaruhi keputusan keikutsertaan operator.

Hal yang sama juga diungkapkan PT XL Axiata Tbk. (EXCL). Group Head Corporate Communications XL Axiata Tri Wahyuningsih mengatakan diperlukan BHP yang lebih murah terkait lelang pita frekuensi 700 MHz untuk dapat memberikan kemudahan bagi operator agar terus mengembangkan jaringan dan teknologi terbaru.

"Saat ini beban regulatory charges terhadap pendapatan operator sudah terlalu tinggi," kata Ayu, sapaan akrabnya.

Dia menuturkan, nilai investasi yang dikeluarkan XL Axiata untuk pengembangan 5G merupakan bagian dari nilai investasi untuk pengembangan jaringan secara keseluruhan yang dikeluarkan setiap tahunnya.

Sementara itu, sambungnya, tantangan atau kendala dalam pengembangan jaringan adalah masih adanya keterbatasan spektrum yang bisa digunakan secara khusus untuk 5G.

Sedangkan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mengaku belum memutuskan untuk ikut terlibat dalam lelang pita frekuensi 700 MHz. Manajemen masih ingin fokus menata spektrum yang ada.

SVP-Head Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Saerang mengatakan akan terus mengkaji perihal rencana lelang oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) itu.

"Kami saat ini akan fokus dulu dengan menata spektrum yang kami miliki dan kita juga baru merger. Jadi kita akan memfokuskan diri dulu untuk spektrum yang ada," ucap Steve.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper