Kerja Senyap Balmon Komdigi, Jaga Keandalan Layanan Internet saat Hari Raya

Pernita Hestin Untari
Rabu, 18 Juni 2025 | 08:46 WIB
Pekerja melakukan perbaikan pada salah satu base transceiver station/BTS di Jakarta, Rabu (8/1/2025)/JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja melakukan perbaikan pada salah satu base transceiver station/BTS di Jakarta, Rabu (8/1/2025)/JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Di balik kelancaran komunikasi saat arus mudik Lebaran dan perayaan Nyepi 2025, ada peran vital dari para petugas Balai Monitoring (Balmon) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang bekerja tanpa henti menjaga kestabilan frekuensi. 

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan pentingnya kerja-kerja senyap Balmon dalam memastikan keamanan spektrum frekuensi yang digunakan berbagai sektor, termasuk penerbangan, telekomunikasi, dan penyiaran.

“Alhamdulillah, Komdigi mendapat apresiasi dalam hal digitalisasi pengamanan lalu lintas. Dan khususnya dalam giat mudik lebaran dan juga nyepi,” kata Meutya ditemui di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Makassar, Sulawesi Selatan pada Senin (16/6/2025). 

Meutya mengungkapkan bahwa apresiasi tersebut bukan hanya untuk keberhasilan teknologi digitalisasi pengamanan, tetapi juga karena kontribusi besar dari tim Balmon yang selama ini tidak banyak diketahui publik.

Balmon, sebagai unit pelaksana teknis di bawah Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kominfo, memang memegang peran strategis dalam pengawasan dan pengendalian spektrum frekuensi radio, sumber daya terbatas yang bernilai tinggi secara ekonomi dan keamanan. Tidak hanya memantau frekuensi seluler dan penyiaran, Balmon juga berperan penting dalam menjaga keselamatan penerbangan.

“Baik dari frekuensi operator seluler, frekuensi penyiaran, termasuk juga frekuensi penerbangan. Jadi kalau ada gangguan-gangguan penerbangan, dideteksinya juga di sini,” lanjut Meutya.

Selain itu, peran Balmon dalam menjaga integritas ruang digital juga terlihat dari penanganan kasus penyalahgunaan teknologi, seperti pemanfaatan fake BTS (base transceiver station) ilegal yang kerap digunakan untuk kejahatan siber dan penipuan.

Meutya mengatakan pengungkapan praktik penggunaan fake BTS bermula dari laporan masyarakat yang kemudian ditindaklanjuti oleh tim Balmon dan Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital. Menjelang Lebaran, tim turun langsung melakukan inspeksi lapangan untuk memantau sinyal-sinyal ilegal yang tidak terdaftar atau tidak berizin. Hasilnya, bekerja sama dengan pihak kepolisian, sejumlah pelaku penggunaan fake BTS berhasil ditangkap.

Meutya menegaskan bahwa upaya ini bukan insiden tunggal, tetapi bagian dari kegiatan pengawasan rutin yang akan terus dilakukan.

“Ini secara rutin kita harapkan nanti juga akan ada sidak lagi atau penegakan hukum di ranah pelanggaran izin frekuensi yang akan kita lakukan,” ujarnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper