Bisnis.com, MAKASSAR— Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tengah mematangkan program internet murah berbasis jaringan tetap (fixed broadband) dengan memanfaatkan spektrum frekuensi 1,4 GHz.
Rencana tersebut menjadi bagian dari strategi nasional untuk memperluas cakupan dan meningkatkan kapasitas layanan internet berkecepatan tinggi di seluruh wilayah Indonesia.
Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi Wayan Toni Supriyanto menyebut program ini menyasar kawasan-kawasan yang belum terjangkau jaringan serat optik (fiber optic). Program ini juga ditujukan agar investasi infrastruktur digital tidak membebani operator telekomunikasi.
“Tarifnya pasti murah sesuai dengan kemampuan masyarakat. Tapi harapannya, kapasitasnya itu 100 Mbps. Itu harapan kami. Itu namanya program internet murah,” kata Wayan usai acara Fasilitasi Literasi Digital untuk Perempuan, Anak, dan Komunitas ‘Klik Aman, Anak Nyaman: Bijak Gawai, Cerdas Online’ di Makassar pada Senin (16/6/2025).
Menurut Wayan, pemanfaatan spektrum frekuensi akan menjadi alternatif pengganti penggelaran kabel fiber optik, terutama di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau secara geografis. Adapun frekuensi 1,4 GHz yang akan digunakan untuk mendukung internet murah ditargetkan sudah memiliki pemenang seleksi pada pertengahan tahun ini.
“Targetnya tahun ini sudah tahu siapa pemenangnya, operatornya, siapa yang jadi pemegang frekuensi 1,4 GHz. Jadi, Juli atau Agustus. Habis itu dia harus investasi, membangun,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wayan menjelaskan bahwa proyek internet murah ini akan fokus pada jaringan tetap, bukan jaringan bergerak (mobile), karena mayoritas wilayah Indonesia sudah memiliki cakupan seluler yang cukup luas.
“Di seluruh Indonesia. Kalau seluler, kayaknya kan gap-nya sudah sedikit. Iya, kan sudah 98% wilayah cakupan sudah ada,” katanya.