Tekan Peredaran Barang Palsu di E-Commerce, Begini Strateginya

Ahmad Thovan Sugandi
Kamis, 24 Februari 2022 | 01:20 WIB
Ilustrasi belanja online/Antara
Ilustrasi belanja online/Antara
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat ekonomi digital menilai perlu adanya sistem kurasi oleh pengelola e-commerce untuk membatasi keberadaan barang palsu.

Peneliti ekonomi digital Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut keberadaan barang-barang tiruan di e-commerce didukung adanya konsumen yang mengincar barang bermerek dengan harga murah.

"Bahkan saya rasa tidak sedikit pula masyarakat Indonesia yang mencari barang-barang tiruan di e-commerce kita. Hal ini karena masyarakat kita masih menganut prinsip price oriented consumer," kata Huda, Rabu (23/2/2022).

Menurut Huda, keterjangkauan harga jadi penentu banyaknya barang tiruan, terutama di jenis produk fashion. Dengan itu, penjual barang palsu melihat peluang tersebut dan memanfaatkan e-commerce sebagai lapak yang ideal.

Sebagai informasi, Bukalapak, Shopee, dan Tokopedia masuk dalam daftar Notorious Markets yang dirilis oleh The Office of the United States Trade Representative (USTR) atau kantor perwakilan dagang Amerika Serikat.

Berdasarkan dokumen berjudul 2021 Review of Notorious Markets for Counterfeiting and Piracy (the Notorious Markets List) yang dikutip dari laman ustr.gov, Rabu (23/2/2022), ketiga startup Indonesia tersebut masuk dalam daftar pengawasan terkait dengan penjualan atau penyediaan barang palsu dan aktivitas pembajakan.

laporan yang dirilis pada 17 Februari 2022 tersebut merupakan hasil pantauan dari pemerintah Amerika Serikat sepanjang 2021. Adapun, dalam laporan tersebut terdapat 42 perusahaan atau platform digital yang sedang dalam pengawasan.

Menurut Huda, penjualan barang tiruan atau bajakan di Indonesia turut merugikan Amerika sebagai salah satu penghasil produk dan brand ternama. Terlebih Indonesia merupakan pasar yang besar bagi para brand ternama.

Dia menambahkan, pelarangan penjualan barang palsu di e-commerce perlu dilakukan tetapi dengan bertahap.

"Salah satu cara meminimalisir produk palsu adalah dengan kurasi oleh pengelola platform, sehingga penjual diseleksi dahulu agak ketat, misalnya penjualan buku palsu lalu ke produk-produk lainnya," ujar Huda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper