Syarat Mudah Jadi Peluang Layanan Paylater Gantikan Kartu Kredit

Ahmad Thovan Sugandi
Kamis, 17 Februari 2022 | 21:07 WIB
Ilustrasi saat belanja di toko online atau e-commerce menggunakan kartu kredit. /Freepik.com
Ilustrasi saat belanja di toko online atau e-commerce menggunakan kartu kredit. /Freepik.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat makin tertarik menggunakan layanan bayar tunda (paylater) yang dinilai bakal mampu menggantikan fasilitas kartu kredit.

Peneliti ekonomi digital Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut, permintaan kredit konsumsi meningkat dari beberapa tahun terakhir, tetapi relatif sedikit perbankan mengeluarkan/menyetujui pembukaan kredit konsumsi (kartu kredit) dari masyarakat.

"Celah tersebut akhirnya dimanfaatkan oleh penyedia layanan paylater. Orang yang tidak memiliki kartu kredit, tetapi ingin membeli barang, akan mencari pembiayaan alternatif yang memungkinkan mereka mengajukan kredit," kata Huda, Kamis (17/2/2022).

Dia menuturkan para penyedia tekfin P2P Lending perlu kerja sama dengan tekfin pembayaran untuk membentuk layanan paylater. Beberapa dompet digital seperti Gopay, OVO, dan Shopeepay sudah memiliki fitur paylater.

Huda mengatakan, salah satu kunci tingginya minta masyarakat terhadap paylater adalah kemudahan syarat administrasi. Paylater bahkan dapat secara perlahan menggantikan kartu kredit.

Dia menambahkan,dengan menurunnya minta masyarakat terhadap kartu kredit, paylater bisa menjadi pemimpin pasar pembiayaan konsumtif.

"Di sisi lain, menurut saya, karena sifatnya konsumtif dan administrasi yang gampang, masyarakat juga jangan terjebak dengan konsumsi tanpa memikirkan pembayarannya. Jangan sampai gagal bayar karena bunganya lebih tinggi dibandingkan dengan kartu kredit," ujar Huda.

Mengutip laporan berjudul Grabbing e-wallet share of Asean Digital Financial Services yang diterbitkan China Renaissance pada Januari 2022, di Asia Tenggara, terutama di Singapura, India, dan Filipina, paylater telah menguasai setidaknya 3 persen dari market share transaksi di e-commerce.

Sementara itu secara global, pertumbuhan industri paylater juga diprediksi meningkat hingga 2 kali lipat pada periode 2020-2024.

Sementara itu, menurut IDC pada November 2021, transaksi paylater di e-commerce Indonesia juga mengalami peningkatan hingga 8,7 kali dibandingkan priode sebelumnya.

Menurut State of Finance App Marketing 2021 dari AppsFlyer, Indonesia adalah pasar terbesar ketiga di antara 15 negara dengan aplikasi keuangan yang paling banyak diinstal. Aplikasi keuangan yang paling banyak diunduh di Indonesia berasal dari kategori pembayaran seluler, kartu kredit, dan pinjaman.

Menurut survei yang dilakukan DS Innovate terhadap 1.500 responden pada Desember 2021, paylater menduduki posisi kedua sebagai layanan tekfin yang paling dikenal dan digunakan masyarakat, yaitu dengan 68,9 persen. Urutan pertama ditempati oleh dompet digital sebesar 80,2 persen, P2P Lending Pribadi (53,1 persen), Investasi (44,7 persen), dan P2P Lending Bisnis (38,3 persen).

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper