Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis Non-fungible Token atau NFT diperkirakan akan semakin menjanjikan. Namun hal ini dengan catatan para komunitas atau para entitas di berbagai jenis industri sudah bersedia masuk ke platform penjualan aset digital.
"Kami berharap dapat menjadi titik temu untuk berbagai jenis entitas, sehingga jenis produk yang kami sediakan juga bertambah dan mampu menarik konsumen dari berbagai kalangan," kata CEO Kolektibel Pungkas Riandika, Selasa (11/1/2022).
Sebagai informasi, dikutip dari Bisnis, Jumat (31/12/2021), NFT merupakan aset digital yang telah menarik minat investasi masyarakat Indonesia dalam hal mata uang kripto. NFT digunakan sebagai bukti kepemilikan barang yang dapat dibeli dengan mata uang kripto.
Barang yang dapat dibeli meliputi beragam media, mulai dari karya seni, klip video, musik, dan sebagainya. Selain itu, NFT juga umumnya muncul dalam format digital, seperti Joint Photographic Experts Group (JPEG), Portable Network Graphics (PNG), Graphics Interchange Format (GIF), dan lainnya.
Sementara itu, Pungkas menyebutkan target ke depan Kolektibel adalah menyiapkan dan menciptakan ekosistem NFT di Indonesia dengan menciptakan banyak aset digital. Diharapkan aset-aset yang tersedia di marketplace akan mendorong lebih banyak permintaan dan mendorong terciptanya konsumen lokal.
"Oleh karena itu kami berharap ada regulasi yang lengkap dan dapat membantu industri NFT dan ekosistemnya," ujarnya.
Saat ini Kolektibel banyak berkolaborasi dengan korporasi, komunitas, dan organisasi untuk mengubah berbagai jenis aset menjadi NFT, untuk kemudian dijual.
Dia mengatakan, perusahannya merupakan NFT marketplace yang bekerjasama dengan para pemilik Hak Kekayaan Intelektual (Haki) dari sebuah aset yang terdaftar.
"Kolektibel menyediakan layanan secara B2B, yaitu mengubah aset yang klien miliki untuk menjadi aset NFT. NFT tersebut kemudian dijual di marketplace Kolektibel [B2C]," ujarnya.