Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat ekonomi digital menilai ketimpangan infrastruktur digital di Indonesia menghambat penetrasi e-commerce ke perdesaan.
Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang menyebut seharusnya e-commerce sudah mampu menembus semua wilayah di Indonesia
"Namun masalah utama adalah infrastruktur digital dan logistik. Keadaan tersebut menghambat e-commerce untuk masuk ke desa," ujarnya, Senin (10/1/2022).
Selain itu, menurutnya tingkat literasi digital turut jadi hambatan bagi e-commerce untuk masuk ke wilayah desa dan pelosok. Daya beli masyarkat di daerah pelosok juga relatif rendah karena pendapatan yang juga rendah.
Dianta mengatakan salah satu solusi adalah keterlibatan Kemenkominfo dalam mendorong pemerataan infrastruktur digital, terutama di perdesaan. Kemenkominfo harus bisa memberikan insentif kepada provider agar memperkuat jaringan di perdesaan
"Infrastruktur digital harus ada, setelah itu baru kita bicara pemerataan literasi digital maupun ekosistem digital," ujarnya.
Dianta menyebut pemerintah seharusnya mampu menyediakan infrastruktur digital karena jauh lebih murah dibandingkan dengan membangun infrastruktur seperti jalan tol.
Baginya, selain infrastruktur, e-commerce harus melihat desa bukan sebagai pasar konsumen semata. "Para e-commerce harus memandang daerah perdesaan bukan sebagai demand side, tetapi sebagai supply side juga," katanya.