Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

VIDA Tekan Kejahatan Siber Lewat Pengamanan Identitas Digital

VIDA berupaya menekan kejahatan siber melalui pengamanan identitas digital.
Ahmad Thovan Sugandi
Ahmad Thovan Sugandi - Bisnis.com 27 Desember 2021  |  17:01 WIB
VIDA Tekan Kejahatan Siber Lewat Pengamanan Identitas Digital
Ilustrasi kejahatan siber. - Reuters/Kacper Pempel

Bisnis.com, JAKARTA - VIDA Digital Identity, Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE) sekaligus provider identitas digital, menilai pengamanan identitas digital yang tepat bisa mengurangi risiko ancaman kejahatan siber.

Co-Founder dan CEO VIDA Sati Rasuanto beralasan pencurian identitas merupakan pintu masuk bagi kejahatan siber lainnya seperti pencurian data, transaksi ilegal, penyanderaan digital, hingga pemalsuan dokumen.

"Melalui manajemen akses, verifikasi dan otentikasi identitas, dan tanda tangan elektronik berbasis sertifikat elektronik, VIDA juga memudahkan para mitra bisnis melindungi identitas digital pengguna dan mengembangkan bisnisnya, sehingga dengan mengamankan identitas digital, ancaman kejahatan siber bisa dihindari," kata Sati dalam siaran pers, Senin (27/12/2021).

Dia menuturkan pemerintah selaku sumber dan penjamin keamanan identitas di ranah offline, memerlukan mitra untuk menjadi sumber atau penjamin keamanan data identitas di ranah digital. Provider identitas digital seperti VIDA bisa menjadi mitra pemerintah untuk menjamin keamanan data dan identitas di ranah digital.

Menurutnya, VIDA sebagai PSrE yang berinduk di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika, adalah badan tepercaya yang memiliki kewenangan menerbitkan sertifikat elektronik untuk kebutuhan identitas digital atau tanda tangan elektronik tersertifikasi.

"Pelaku bisnis maupun konsumen harus yakin identitas digital dan proses autentikasi multifaktor ditangani oleh pihak yang sudah melalui proses audit oleh lembaga terpercaya, mengacu pada standar tertinggi,” ujarnya.

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat selama Januari-Oktober 2021 tercatat ada 1.191.320.498 serangan siber yang terjadi di Indonesia, meningkat 140,51 persen dibandingkan tahun 2020 yang mencapai angka 495.337.202.

Menurutnya, persentase peningkatan ini menunjukan makin tinggi perkembangan digitalisasi maka akan makin tinggi pula ancaman siber. Dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap berbagai sektor digital, keamanan digital menjadi salah satu faktor yang sangat penting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

kejahatan siber
Editor : Rio Sandy Pradana

Terpopuler

back to top To top