Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan pengamat ekonomi digital menilai langkah tiga perusahaan modal ventura atau Venture Capital (VC) milik BUMN tahun ini cukup menonjol dibandingkan perusahaan modal ventura lain di level lokal.
Peneliti ekonomi digital Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyebut perusahaan modal ventura dari perbankan (Mandiri Capital dan BRI Ventures) dan MDI dari Telkom menjadi yang paling menonjol tahun ini.
"Modal ventura dari perbankan masih menonjol seiring dengan meningkatnya kinerja fintech P2P lending," ujarnya, Rabu (23/12/2021).
Adapun MDI Ventures, menurut Huda, memilih langkah yang tepat dengan menggelontorkan investasi di Gojek. Saat ini Gojek telah merger dengan Tokopedia sehingga hal itu akan meningkatkan nilai valuasi dari saham yang dimiliki MDI Ventures.
Menurut Huda, ke depan para perusahaan modal ventura milik BUMN harus fokus di pendanaan dan melepas program-program inkubasi maupun akselerasi startup.
Huda mengatakan program inkubator dan akselerator startup seharusnya menjadi tugas kementerian dan tidak tepat dibebankan pada perusahaan modal ventura BUMN.
"Kalo Venture Capital ya fokus ke pendanaan pada startup yang berpotensi secara nilai ke depannya. Kalau program inkubator dibebankan ke VC nanti tumpang tindih," ucapnya.
Huda menilai pendanaan modal ventura milik BUMN sebaiknya diarahkan ke startup lokal yang potensial. Pendanaan ke startup luar negeri boleh dilakukan, tetapi harus memiliki dampak ke ekonomi nasional.
VC milik BUMN, menurut Huda, tidak perlu dijadikan satu secara pengelolaan. Sistem pengelolaan yang terpisah seperti saat ini harus tetap dipertahankan,agar para modal ventura dapat fokus ke sektor yang dekat dengan lini usaha perusahaan induknya.