Harga Internet di Indonesia Turun, Ini Datanya

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 23 Desember 2021 | 07:55 WIB
Ilustrasi. /Istimewa
Ilustrasi. /Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) menilai harga layanan tarif internet di Indonesia dalam kategori terjangkau. 

Ketua Umum Mastel Sarwoto Atmosutarno mengatakan berdasarkan perbandingan yang dilakukan Mastel, harga layanan internet Indonesia termasuk dalam kategori terjangkau. 

Dia menuturkan di tengah stagnasi pertumbuhan pendapatan penyedia layanan seluler, Indonesia memiliki tarif rata-rata terendah untuk internet bergerak berbasis volume yaitu senilai Rp5.450/GB (US$0,31/GB) pada 2020.

Tarif rata-rata Indonesia turun Rp700 dibandingkan dengan 2019 yang mencapai Rp6.150/GB (US$0,43/GB). 

“Tarif mobile broadband  Indonesia ini mengalami penurunan dibandingkan dengan 2019,” kata Sarwoto dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Rabu (22/12/2021). 

Sementara itu untuk layanan internet tetap (fixed broadband), kata Sarwoto, industri terus berusaha melakukan penurunan harga layanan. 

Merujuk survei yang dilakukan oleh Cable.co.uk pada 2019, rata-rata harga layanan internet tetap di Indonesia senilai US$29,01 atau sekitar Rp414.400 per bulan. Indonesia menempati urutan ke-53 dari 211 negara dengan harga layanan internet termurah. 

“Mastel melihat telah ada upaya yang telah dilakukan oleh para penyelenggara, yang sebagian besar merupakan anggota Mastel, untuk terus menurunkan tarif sesuai tingkat keekonomian,” kata Sarwoto. 

Lebih lanjut, kata Sarwoto,  pertumbuhan pendapatan bisnis infrastruktur telekomunikasi mengalami penurunan sebesar 2-3 persen selama 3 tahun terakhir.  Kecenderungan selisih Return on Investment Capital (ROIC) dengan Weighted Average Cost of Capital (WACC) menurun dan tinggal sebesar 1-2 persen. 

Dalam kondisi tersebut, menurut Sarwoto, sudah saatnya pemerintah mendorong peningkatan kesehatan dan kesinambungan industri bagi para operator internet. 


“Beberapa cara yang dapat ditempuh dengan mempercepat regulasi konsolidasi operator telekomunikasi dan berbagi infrastruktur,” kata Sarwoto. 


Selain itu cara lainnya adalah mengurangi beban retribusi untuk penyelenggaraan dan penggelaran jaringan (biaya regulasi). T


Sarwoto menuturkan negara semakin bergantung pada layanan internet yang diserahkan kepada mekanisme pasar di mana pilihannya bergantung pada kebutuhan konsumen.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper