Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai persoalan tarif menjadi salah satu penyebab kesenjangan internet di dalam negeri.
Luhut mengatakan bahwa tarif internet di Indonesia masih relatif mahal, sehingga hanya bisa diakses oleh orang-orang yang memiliki kemampuan secara ekonomi, meski demikian, Luhut tidak menyebutkan berapa idealnya tarif internet di Tanah Air agar bisa diakses oleh seluruh masyarakat.
“Kesenjangan internet juga terjadi karena biaya yang mahal, sehingga memungkinkan internet hanya bisa diakses oleh mereka yang mampu secara ekonomi,” kata Luhut dikutip dari akun YouTube Jasa Keuangan, Senin (13/12/2021).
Selain persoalan tarif, Luhut juga menyebut belum meratanya jangkauan internet di Indonesia sebagai salah satu tantangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital.
Saat ini, setidaknya ada 12.000 desa yang belum mendapatkan akses internet dengan kualitas 4G. targetnya, tahun depan seluruh desa di Indonesia yang belum terhubung dengan internet bisa menikmati layanan 4G dari operator.
“Selain itu, rendahnya tingkat kecepatan jaringan juga menjadi kendala dalam menumbuhkan ekonomi digital,” kata Luhut.
Diberitakan Bisnis.com sebelumnya, Indonesia bukanlah negara yang memiliki tarif internet termahal di dunia. Berdasarkan penelitian terbaru yang dilakukan oleh situs perbandingan harga Inggris, yakni comparethemarket.com, diketahui negara yang memiliki biaya internet termahal hingga termurah.
Berdasarkan daftar, diketahui bahwa Ethiopia memiliki biaya broadband paling mahal di dunia, dengan total biaya bulanan sebesar US$423,88, atau sebesar Rp6 juta per bulannya.
Selain itu, di urutan berikutnya adalah Uni Emirat Arab. Diketahui untuk biayanya sendiri sebesar £236 atau sekitar Rp4,5 juta rupiah.
Dilansir dari comparethemarket.com, hanya negara-negara di Afrika dan Timur Tengah yang menempati lima besar negara paling mahal untuk broadband. Hal itu diketahui dengan Qatar, Zimbabwe, dan Oman berada di posisi ketiga, keempat, dan kelima.
Selain itu, Amerika Serikat sendiri menempati di urutan ke-9, dengan rata-rata membayar sebesar US$66,13 tiap bulannya, atau sekitar Rp941 ribu rupiah.
Kemudian, diketahui juga dari daftar bahwa Ukraina menempati posisi dengan buaya termurah. Setiap bulannya, biaya yang perlu dibayarkan adalah sekitar US$6,08, atau setara dengan Rp85.500 per bulan.
Lebih lengkapnya, berikut 10 negara teratas dengan biaya internet termahal per bulannya.
- Etiopia — US$423,88
- Uni Emirat Arab — US$98,80
- Qatar — US$86.90
- Zimbabwe — US$80,27
- Oman — US$76,06
- Honduras — US$75,80
- Arab Saudi — US$69,73
- Islandia — US$68,48
- Amerika Serikat — US$66,13
- Guatemala – US$64,70
Berikut 10 negara teratas dengan biaya internet termurah.
- Ukraina — US$6,08
- Rusia — US$6,91
- Rumania — US$8.68
- Moldova — US$10,10
- India — US$10,29
- Vietnam — US$10,70
- Kazakhstan — US$11,44
- Bulgaria — US$12,03
- Turki — US$12,52
- Belarus — US$12,90