Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan investor menilai ke depan akan makin banyak model pendanaan seperti Indonesia Impact Fund (IIF). Model pendanaan tersebut menjadi peluang bagi startup yang bisnisnya selaras dengan poin-poin SDGs.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani menyebut program IIF memang harus berpatokan pada poin-poin Sustainable Development Goals (SDGs).
"Program IIF menurut saya bisa menyasar ke startup di fase awal maupun yang sudah besar, ke depan juga makin banyak pendanaan serupa," ujarnya, Kamis (16/12/2021).
Menurut Edward, program IIF dapat di menjadi peluang bagi startup yang bisnisnya selaras dengan target-target SDGs. Misalnya perusahaan rintisan yang bergerak di sektor pengolahan sampah dan energi hijau.
Edward berharap keberadaan IIF akan semakin membuka investasi bagi startup SDGs dan ekosistem yang berkelanjutan dapat terbentuk.
Saat ini startup di sektor tersebut, menurutnya, belum matang dan tidak banyak terekspos secara luas. Untuk itu pendanaan para startup tersebut masih terhambat baik dari struktur investasi lokal maupun keterbatasan pemahaman SDGs.
"Sebenarnya investor, terutama dari luar negeri sangat banyak yang tertarik masuk ke sustainable investment, tetapi ekosistem di Indonesia belum matang sehingga edukasi dan pengembangannya masih perlu waktu," ucapnya.
Sebagai informasi, IIF merupakan dana investasi swasta yang ditujukan untuk memberi dampak secara menyeluruh terhadap SDGs. IIF dibentuk atas kerja sama yang terjalin antara ABAC indonesia, Mandiri Capital, dan UNDP Indonesia.
IIF akan menargetkan pendanaan terhadap perusahaan rintisan di tahap Pre-Series A yang selaras dengan 6 target SDGs yaitu pengentasan kemiskinan, pemberdayaan ekonomi perempuan, pendidikan berkualitas tinggi, kota berkelanjutan, layanan kesehatan yang terjangkau, dan perubahan iklim.