Bisnis.com, JAKARTA — Tren positif pada jumlah transaksi investasi ekonomi digital diprediksi akan terus berlanjut hingga tahun depan untuk beberapa sektor. Namun di beberapa sektor startup, laju pendanaan dapat terancam stagnan atau justru menurun karena berbagai faktor termasuk pandemi Covid-19.
Co-Founder & Managing Partner Ideosource Venture Capital dan Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani menyebut banyaknya unicorn yang masuk sebagai decacorn dan tren IPO sebagai platform pengumpul dana menjadi momentum kuat naiknya nilai investasi tahun ini.
"Melihat tren ini akan berlanjut dengan adanya rencana Goto dan mungkin beberapa unicorn lainnya untuk IPO animo investasi akan berlanjut di 2022," ujarnya saat dihubungi secara daring.
Menurut Edward sektor yang berpotensi menggaet banyak pendanaan pada 2022 adalah logistik dan fintech. Kedua sektor tersebut pun dinilai mumpuni untuk mengikuti tren IPO. Sektor healthtech dan edutech juga akan mengikuti tren tersebut dengan melalui 1 atau 2 putaran pendanaan sebelum IPO.
Edward mengatakan pandemi bisa berdampak pada jumlah transaksi investasi apabila terjadi gelombang lanjutan yang cukup parah, tetapi saat ini pemerintah Indonesia dinilai sudah cukup baik dalam mengendalikan penyebaran virus.
Bendahara Amvesindo tersebut mengatakan sektor hospitality dan OTA yang sedang beranjak pulih terancam mengalami penurunan apabila gelombang ketiga terjadi. Penurunan minat konsumen pada dua sektor tersebut akan berakibat pada ketertarikan para investor.
Sementara itu, kata Edward, sektor yang berpotensi kurang beruntung pada 2022 adalah P2P, karena banyak kasus yang terjadi tahun ini dan aturan OJK yang semakin ketat.